Kupang, Savanaparadise.com,- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTT menggelar Sosialisasi dikalangan Pelajar, Mahasiswa, Aparatur dan pelaku usaha dengan mengusung tema ‘100% Aku Cinta Indonesia.
Adapun maksud dari sosialisasi ini yaitu, agar menambah pengetahuan dan informasi serta meningkatkan kualitas pemahaman dan wawasan serta kesadaran berbangsa dan bernegara yang mengedepankan Aku Cinta Indonesia secara 100%.
Kepala Dinas Perindag NTT, Fredrik Tielman kepada savanaparadise.com, mengatakan bahwa sosialisasi yang melibatkan pelajar dan mahasiswa memiliki tujuan untuk menanam dan meningkatkan kualitas rasa cinta generasi muda terhadap produk dalam negeri sehingga dapat meningkatkan daya saing yang kompetitip dengan produk luar negeri.
“Pelajar dan mahasiswa adalah generasi yang perlu dibekali dengan rasa cinta terhadap bangsanya sendiri, sehingga terpola dan menjadi kearifan dalam kehidupan mereka suatu saat yang akan datang”, tandas Tielman.
Ditanya perilaku konsumtif masyarakat terhadap produk luar, dirinya mengatakan bahwa masyarakat harus berpikir positif terhadap produk dalam negerinya sendiri. Masyarakat harus memikirkan banyak aspek sebelum membeli, menggunakan atau mengkonsumsi produk impor.
“Misalkan saja, Jeruk yang impor dari China harganya murah meriah dibandingkan dengan jeruk lokal, maka kita perlu ketahui bahwa yang namanya buah itu hanya bertahan selama 2 hari sebagai buah yang baik dan layak konsumsi, tetapi jika lebih dari itu maka yang pasti sesuatu dalam jeruk itu dan yang jelas adalah bahan pengawet”, jelasnya.
Hal senada disampaikan Gubernur NTT melalui Asisten Perekonomian dan pembangunan Setda NTT, Andreas Jehalu bahwa sebagai warga negara Indonesia harus bangga memiliki beragam produk dan kekayaan alam yang tak ternilai harganya.
Dikatakan bahwa anak bangsa ini telah cenderung pada perilaku konsumtif, meniru dan bahkan merasa lebih Okey kalau menggunakan produk impor.
“Sekarang Opa, Oma, Pemuda dan semua masyarakat bangga kalau antri demi segumpal nasi di KFC, padahal sebentar pulang rumah harus makan lagi karena perut orang NTT harus banyak nasinya”, tukasnya.
“Remaja mau pun perempuan dewasa dengan PeDenya mengenakan CU (Celana Umpan) ala aktris dan aktor film dari negara Barat tanpa melihat nilai dan norma yang kita pelihara”. Gaya hidup seperti ini adalah merupakan penghilangan citra dan kearifan lokal bangsa Indonesiaā€¯, kritiknya
Saya berharap dengan dilibatkannya para pelajar dan mahasiswa, aparatur dan pelaku usaha dalam kegiatan ini dapat memetik inti sari dan tetap mencintai produk Indonesia. Tidak perlu malu mengenakan produk kita. Barack Obama saja mengenakan kain tenun asal NTT pada saat mengikuti kegiatan di Bali. Nah kita pun tidak boleh kalah dengan orang luar yang suka hasil karya kita. (Rey)