Seribu Lilin di Ende Momen Gugah Nurani Anak Bangsa

Doa Lintas Agama Seribu Lilin di Halaman Kantor Bupati Ende digagas oleh JPIC SSPS Flores Bagian Timur (Foto: Mateus Bheri)

Ende, Savanaparadise.com,- Tragedi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini dan pelbagai tindakan kekerasan serta ketidakadilan makin merajalelah di negeri ini. Tragedi ini akan terus menyebar luas apabila tidak diantisipasi segera dan dapat mengancam eksitensi ataupun menjurus ke disintegrasi bangsa.

Menyimak dan mencermati peristiwa demi peristiwa yang terjadi, ada kegusaran dari rakyat akan ulah para pejabat dan elit politik di negeri ini yang terkesan mengabaikan aspirasi rakyat sehingga melukai nurani rakyat.

Kegusaran ini memicu demostrasi besar-besar di berbagai daerah dan berujung pada penjarahan.

Merujuk pada tragedi ini, Yayasan Gunthild Karitas Peduli Juctice, Peace dan Integrity of Creation (JPIC) SSPS Flores Bagian Timur menggelar doa lintas Agama Seribu Lilin untuk menggugah kesadaran moral dan spiritual anak bangsa di Halaman Kantor Bupati Ende, Jumat, (12/9/25).

Kesadaran kritis dan spritual ini diharapkan membangkitkan kembali spirit kebangsaan, menempatkan kepentingan umum di atas segala-galanya dengan mengabaikan kepentingan pribadi ataupun golongan.

Aksi Doa Lintas Agama Seribu Lilin ini sebagai bentuk intropeksi dan transformasi diri secara utuh dan menyeluruh.

Koordinator Umum JPIC SSPS Flores Bagian Timur, Sr. Wilhelmina Kato, SSPS dalam seruan moralnya menyampaikan beberapa aspirasi sebagai bentuk refleksi dengan mengacu pada kondisi negara yang sedang tidak baik-baik saja.

Aspirasi tersebut Ia sampaikan dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Pimpiman dan Anggota DPRD Ende, Tokoh Agama, Tokoh Perempuan,  TNI, Polri, Kejari Ende, dan Pimpinan OPD.

Ia mengatakan,  JPIC turut berbela sungkawa atas beberapa korbam demostrasi yang meninggal, sejak awal hingga hari ini dan semoga jiwanya beristrahat dalam damai. “Dan kepada seluruh keluarga diberi rahmat kekuatan dan penghiburan”, ungkap Sr. Wilhelmina.

Sr. Wilhelmina juga mengingatkan kepada seluruh Wakil Rakyat, Pemerintah, dan para Penegak Hukum, Masyarakat, TNI, Polri di Kabupaten Ende, bangunlah komunikasi yang lebih manusiawi dan tanpa kekerasan.

Karena menurut dia apabila segala tindakan itu dilakukan dengan kekerasaan, maka akan melahirkan kekerasan baru yang dapat merugikan semua orang di masa yang akan datang.

Ia juga mendorong Pemerintah dan Wakil Rakyat untuk secepatnya menyiapkan lapangan kerja bagi masyarakat sebagai antisipasi lonjaknya jumlah perdagangan orang dari Kabupaten Ende.

“Kabupaten Ende telah dinyatakan darurat trafficking dan kita telah menerima 16 peti mati secara beruntun”, terang Sr. Wilhelmina.

Merujuk pada kasus tersebut,  kata Sr. Wilhelmina JPIC mendesak Pemerintah dan DPRD untuk segera menghadirkan unit pelayanan satu atap sebagai salah satu cara untuk memcegah meningkatnya perantau ilegal dan secepatnya menghadirkan Perda Perdagangan Orang dan Perbub dan Perdes sebagai bentuk kepedulian terhadap isu Human Trafficking.

“Kiranya, dengan terbentuknya tim percepatan pembangunan daerah di bidang dan harmonisasi regulasi ketenaga kerjaan, Pemda Ende telah menyiapkan langkah-langkah konkrit terkait regulasi perlindungan pekerja migran Kabupaten Ende dalam hal ini Disnaker Trans dan Kabag Hukum sebagai ujuk tombaknya”, tandasnya.

Sr. Wilhelmina juga menambahkan, JPIC mengajak, mengingatkan, dan menegaskan kepada Wakil Rakyat, Pemerintah dan seluruh jajarannya, Polri, TNI, dan seluruh Warga Masyarakat agar lebih mengintropeksi diri dan merefleksikan tugas dan tanggung jawab masing-masing demi terciptanya masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.

“Dan inilah momen untuk kita mentransformasi diri secara utuh dan menyeluruh”, ujar dia. (Mateus Bheri/CR)

Pos terkait