Opini : Mewartakan Kabar baik Ditengah Krisis Iman dan Indentitas

Oleh : Elias Purnama Mau Pelu  ( Mahasiswa Filsafat, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)

Pandemi Covid 19 (Virus Corona) yang melanda seluruh dunia adalah salah satu penyebab krisis iman yang tengah marak dan menjadi topik trendding pada zaman mileneal ini. Pewartaan kabar baik Injil tidak bisa berperan dengan baik pada zaman sekarang ini akibat fenomena penyakit virus corona(Covid 19).Jumlah orang yang menderita infeksi virus Corona atau COVID-19 baik itu di dunia teristimewabangsa Indonesia sendiri terus meningkat dan semakin memprihatinkan. Untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus Corona yang mudah menular ini, pemerintah Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak aman dengan orang lain melalui physical distancing.Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19.Saat menjalani physical distancing, kita diminta untuk tidak bepergian ke tempat yang ramai, misalnya restoran, pasar, mal, dan tempat pusat keramaian lainnya. Sebisa mungkin menghindari keramaian dan kontak fisik. kita juga perlu membatasi kontak langsung, seperti berjabat tangan, dan menjaga jarak aman minimal satu meter ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih jika orang tersebut sedang sakit atau berisiko tinggi terinfeksi virus Corona.

Bacaan Lainnya

Dalam prakteknya, physical distancing juga dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:Jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, seperti membeli kebutuhan pokok atau berobat ketika sakit.Sapa orang lain dengan lambaian tangan, bukan dengan berjabat tangan.Bekerja atau belajarlah dari rumah.Manfaatkan telepon genggam atau video call untuk tetap terhubung dengan kerabat dan rekan kerja.Lakukan olahraga di rumah, dengan berolahraga sendiri mulai dari jalan sehat dan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker dan sabun anti-septik yang dipercaya dapat mengurangi infeksi virus corona.Penularan virus Corona ini akan lebih mudah terjadi pada orang yang memiliki risiko tinggi tertular virus Corona, seperti para lansia, penderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena kanker atau infeksi HIV.Namun berjalan dengan waktuphysical distancing saja tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus Corona. Sebab dari hari ke hari penyebaran Virus corona ini semakin meningkat.

Dengan semakin meluasnya wabah virus Corona, tidak sedikit orang yang menekan pemerintah dan aparat untuk menerapkan langkah yang lebih intensif dan dianggap efektif untuk menekan virus ini dan segera memutus mata rantai penyakit virus corona tersebut. Maka melalui berbagai media, pemerintah segera menerapkan “lockdown”.

Lockdown adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu upaya pengendalian penyebaran infeksi. Mengacu pada penjelasan Presiden Joko Widodo, lockdown mengharuskan sebuah wilayah menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya.Masyarakat di wilayah yang diberlakukan lockdown tidak dapat lagi keluar rumah dan berkumpul, sementara semua transportasi dan kegiatan perkantoran, sekolah, maupun ibadah akan dinonaktifkan. Upaya preventif yang dilakukan oleh pemerintah ini menyebabkan banyak kendala yang harus dihadapi oleh setiap orang. Virus corona semakin hari semakin bertambah akibat masyarakat yang kurang mengindakan protokol kesehatan dari pemerintah sendiri.Sebab banyak aktivitas masyarakat yang tidak dapatmemenuhi kebutuhan pokok di dalam keluarga akibat fenomenaCovid 19 (Virus Corona). Maka masyarakat pun tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan dan tidak lagi menghiraukan penyebab virus corona dan lebih mengutamankan segala hal yang dapat memenuhi kebutuhan pokok.

Pada zaman sekarang pemerintah telah menerapkan kehidupan “new normal” (hidup baru). Hidup baru yang dimaksudkan di sini adalah bukan hidup normal baru yang ada di mana segala aktivitas telah berjalan semestinya.Akan tetapi hidup baru dengan segala peraturan yang ada mulai dari tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Krisis imanakan pewartaan tentang kabar baik injil pada zaman mileneal ini dengan fenomena virus corona banyak sekali menjadi pertentangan yang meresahkan banyak pihak dan langsung berkaitan dengan eksistensi kehidupan manusia itu sendiri. banyak pertanyaan yang muncul mengenai Virus Corona ini. Akan tetapi para kaum intelektual berusaha mencari tahu apakah virus corona ini sebuah berkat dari Allah ataukah sebuah malapetaka?Kehidupan manusia pada hakekatnya adalah suatu anugerah Allah yang istimewa di mana manusia diciptakan oleh Tuhan untuk menghidupi segala kehidupan yang ada di bumi ini. Maka manusia patut bersyukur atas kehidupan yang diperolehnya. Peran penting dalam kisah kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari dan tidak dapat dilepaspisahkan dari realitas kehidupan kita sebagai manusia yakni; Mewartakan kabar baik Injil kepada semua orang. Namun tidak bisa juga dipungkuri bahwa ada juga sebagian orang yang hidup dalam keterbelengguan dosa akan keburukan yang menyebabkan manusia itu melakukan kejahatan semena-mena demi tujuan kebahagiaan individual. Maka Kebaikan dan kejahatan menjadi hal yang fundamen dalam kehidupan setiap orang.

Manusia di sini berperan penting dalam mewartakan kebaikan dan keburukan sebab manusia menjadi subjek dan sekaligus objek dalam keberlangsungan catur kehidupan manusia itu sendiri.  Segala pewartaaan kebaikan dan keburukan selalu ada di dalam realitas kehidupan setiap orang, entah dalam lingkungan di manapun, pewartaan kehidupan antara yang baik dan buruk selalu saling berkaitan dengan keberadaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Tuntutan zaman pada era globalisasi yang mendunia saat ini menjadi hal yang amat penting dalam keberlangsungan kehidupan manusia untuk mengenal iman yang bertakwa kepada Allah.Berkat Allah selalu melimpah dan baru setiap hari kepada manusia. Allah tidak pernah membiarkan manusia berjalan sendiri. Allah selalu ada dan berjalan beriringan dengan manusia tepapi manusia tidak pernah menyadarinya sebab Allah itu tanpa rupa dan tidak kelihatan. Namun kekuatan Allah yang nyata adalah ada di dalam kedalaman hati pribadi setiap orang di mana bakat dan kemampuan yang dimiliki merupakan relasi Allah yang ingin selalu bersama dengan manusia.

Allah adalah kabar gembira injil yang nyata dalam hidup Yesus Kristus mulai dari hidup-Nya karya-Nya dan segala ajaran-Nya. Maka kita sebagai manusia harus patut hidup meneladani Kehidupan Yesus Kristus. Allah juga tidak pernah mengajarakan kejahatan sebab Allah itu baik adanya. Manusia sendirilah yang terjerumus sendiri dalam segala hal keburukan di mana terbelenggu dalam dosa akan kejahatan.Manusia sebagai ciptaan Allah selalu mencari jalan lain dan kehendak Allah dalam jalan itu sebenarnya tidak dicari. Segala keluhan dan rasa putus asa manusia menjadi persoalan metafisik yang nyata dalam eksistensi manusia di dunia ini. Maka berserahlah diri pada Allah dengan segala kuasa-Nya yang bekerja dalam hidup setiap orang sebab Allah selalu menyertai manusia dalam setiap situasi dalam penderitaan atau kemalangan manusia. Setiap manusia hanya dapat bertahan dalam derita-Nya Bersama dengan Allah.

Dengan demikian, penderitaan tidak dihapus dan rahasianya tidak dapat dibongkar tetapi suatu ruang terbuka, di dalamnya manusia yang menderita harus bertahan. Penderitaan kehilangan keradikalannya dan manusia tidak usah rasa putus asa. Derita tidak berarti Allah membuang dan menghukum manusia melainkan di tengah tengah derita Allah tetap dekat dan Allah dipercayai sebagai sahabat.Menurut istilah Paus Paulus VI dalam Ensiklik Evangeli Nuntiadi “Keluarga adalah Gereja rumah tangga. Keluarga adalah Gereja mini, di mana terdapat sekolah iman pertama yang diwariskan dari orangtua. Dari sinilah kita dapat mengambil tindakan preventif mengenai krisis iman untuk mengetahui panggilan hidup setiap orang dalam pewartaan injil di dalam keluarga yang berhubungan dengan Tuhan”.

Oleh karena itu, yang harus kita lakukan mulai dari saat ini adalah menumbuhkan sikap doa di dalam keluarga agar iman kita bertambah dan percaya bahwa dengan berdoa Virus corona yang tengah kita hadapi saat ini akan segera berakhir.Selain itu juga,protocol kesehatan dalam new normal harus diperhatikan lebih efektif di mana manusia itu sendiri harus menyadari betapa penting nilai kemanusiaan. Dengan selalu mentaati  protokol kesehatan yakni selalu mencucui tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, memakai masker ketika hendak berpergian, dan selalu menjaga jarak. Sebab tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Maka setiap kaum umat kristiani harus mengarahkan hidup dalam Kerajaan Allah yang nyata dalam pribadi Yesus sebagai pewarta kabar gembira karena dengan menaruh kepercayaan kepada Allah segala kehidupan kita menjadi sumber berkat dan mukjizat yang meyelamatkan di mana, nilai-nilai Kerajaan Allah akan bekerja di dalam hidup kita.

 

 

 

Pos terkait