Ende, Savanaparadise.com,-Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Ende, Erikos Emanuel Rede atau akrab disapa Erik Rede menilai bahwa pemerintah masih lemah dalam mengelola potensi wisata yang ada di kabupaten Ende.
Hal ini dikatakan oleh Erik rede ketika memberikan materi tentang kebijakan anggaran dihadapan anggota P3MK, para kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tamu undangan lainya. Dalam kesempatan pra legalisasi Perkumpulan Pelaku Pariwisata Moni Kelimutu (P3MK) yang bertempat SMPK Moni, Kecamatan Kelimutu, Rabu (8/7/2020).
Menurut Erik, kelemahan itu nampak, mulai dari kesiapan pemerintah dalam proses perencanaan, hingga intervensi anggaran untuk sektor pariwisata.
Dari sisi perencanaan, kata erik, belum terkoneksi secara baik, ataupun terintegrasi akan perencanaan Kabupaten, Provinsi dan Pusat, sebab sekarang kita sudah menggunakan sistem dan apabila tidak konek dengan program pusat dan provinsi dalam sektor pariwisata, maka sistem akan menolaknya.
“Sedangkan dari sisi anggaran untuk sektor pariwisata, patut kita sadari bahwa kita masih lemah, padahal pariwisata untuk di Provinsi menjadi lini sektor dan merupakan omset atau penerima kedua terbesar untuk daerah, Katanya.
Kata dia, ditambah lagi faktor ketergantungan kita terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sangat tingggi.
“Dan kesulitan kita makin bertambah dengan adanya kebijakan Pemerintah No. 20 Tahun 2020 Tentang realokasi dan revocusing anggaran terhadap penanganan tiga masalah yaitu kesehatan, social safety net, penanganan dampak ekonomi, dan juga penanganan covid-19 sehingga 200 M ditarik untuk tangani keempat hal ini, untuk pusat 145 M dan daerah 55 M, Jelasnya.
Sehingga Erik meminta agar Pemerintah menyiapkan grandesain pembangunan di bidang pariwisata lebih komprehensif dan meletak fondasi pariwisata di atas di atas segmen-segmen pembangunan lainnya.
“Misalnya, ketika kita berbicara tentang infrastruktur, apakah infrastruktur kita mendukung bidang pariwisata, ataupun sebaliknya, ketika berbicara tentang pertanian, apakah pertanian juga mendukung sektor pariwisata atau tidak, Terangnya.
Lebih lanjut menurut Erik, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam menunjang kemajuan pariwisata seperti, Sumber Daya manusianya perlu disiapkan, Infrastruktur, dan juga promosi.
“Nah, untuk ketiga poin ini, saya perhatikan bahwa untuk daerah kita masih sangat lemah, ditambah lagi ekonomi kita sebagai faktor peninjangnya masih lemah, Tutur dia.
Namun, lanjut Erik, dengan pembentukan P3MK ini menjadi era kebangkitan pasca pandemik, dan ini merupakan satu kekuatan baru yang digalakan oleh pelaku pariwisata yang ada Kabupaten Ende, terlebih khusus Moni.
Kita berharap, agar dinas pariwisata untuk mendampingi mereka demi mengembang potensi pariwisata danau kelimutu.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Ende, Vinsensius Sangu, dalam penyajian materinya tentang dukungan dan program kebijakan, mengungkapkan kekecewaannya kepada Pemerintah karena Ende kala saing dengan Labuan Bajo.
Menurut Vinsen, dengan ditetapkan oleh Presiden Jokowi labuan Bajo masuk dalam 10 destinasi pariwisata dan menjadi nominasi dan pusat perhatian Indonesia, berarti kita Kabupaten Ende mundur satu langka, apabila Kelimutu menjadi kebanggaann kita hanya sebatas penyanggah.
“coba kita melihat ke belakang, danau kelimutu yang lebih dahulu masuk dalam nominasi dunia, dan bahakan diabadikan dalam lembaran mata uang Negara, tapi kemudian danau kelimutu lebih lamban lajunya dari labuan bajo, Tuturnya.
Bukan hanya itu, lebih lanjut kata Vinsen, Selain pohon sukun ditaman renungan, danau kelimutu juga ikut berkontribusi ziara bung karno dalam memantapkan konsepsinya tentang falsafah pancasila karena darisini jugalah bung karno belajar tentang budaya Indonesia.
Vinsen juga menyinggung terkait keberpihakan pemerintah lebih pada tataran normatif, diatas kertas, belum menjadikan sepenuhnya pariwisata sebagai buah pembangunan untuk memajukan wilayah.
“kita sangat miskin sekali gagasan, sehingga sangat sulit untuk membantu mengarahkan dan mewujudkan sesuai mimpi, kita bersama, ungkapnya.
Vinsen juga mendorong agar kegiatan sepekan didanau kelimutu,minimal dari 10 Kegiatan yang durencanakan, 6 kegiatan harus berpusat disekitar arela danau kelimutu.
“Bagaimana mungkin kita menyebutkan sepekan didanau kelimutu, akan tetapi kegiatannya ditempat lain”, Kata Vinsen.
Sedangkan untuk P3MK, Ia Meminta kepada dinas pariwisata untuk terus mendampingi secara berkelanjutan, sampai beckup dalam mendampingi pembuatan website sendiri.
Bagi Vinsen, apabila sudah memiliki website sendiri, P3MK mampu menerangkan segudang aset wisata yang ada di Kabupaten Ende, dan juga danau Kelimutu.
Sedangkan Sekretaris Dinas (Sekdis) pariwisata Kabupaten Ende, Ibu Sabina Dinasia, melalui penyajian materinya kebijakan pembangunan pariwisata Kabupaten Ende mengatakan bahwa selama masa virus corona data menunjukan bahwa kunjungan wisatawan dunia mengalami penurunan.
Fakta ini menggambarkan dari aspek kepariwisata dunia dari aspek ekonomi mengalami kelesuhan dan kelesuhan juga dialami oleh Provinsi NTT dan lebih khusus Kabupaten Ende.
Hal ini ungkapkan Sekdis pariwisata disaat awal penyajian materi dan dia menuturkan bahwa berdasarkan data yang dihimpun tahun 2020 dari UNBTO bahwa 60-80 porsen jumlah orang yang mengunjungi tempat wisata dunia dan diperdiksi ini terus terjadi hingga lima tahun.
Dalam kesempatan itu, ibu Sekdis juga menjelaskan beberapa keunikan yang dimiliki kabupaten Ende seperti Situs Bung Karno, arsitektuk rumah adat, kekhasan dan keberagaman budaya ini menjadi potensi bagi daerah Ende.
Sekdis juga mengakui bahwa dari sekian banyak potensi yang dimiliki, dari sisi penggalian, pemanfatannya dan pengelolaanya belum optimal. Apalagi tidak didukung dengan kesadaran dan tanggungjawab bersama dalam mengembangkannya.
“keterbatasan jumlah dan mutu sumber daya manusia juga masih lebih, dan infrastruktur sebagai faktor penunjangnya belum disiapkan secara baik, itu juga menjadi tantangan kita, ungkapnya.
Bukan hanya itu, sekdis juga mengatakan bahwa dari sisi promosi kita di kabuoaten Ende masih lemah dan ini menjadi tantangan kita dalam mengembangkan pariwisata.
“Mungkit kita sudah ketahui bersama bahwa dalam Misi MJ pada poin ketiga juga mencatut tentang tentang percepatan pembangunan perekonomian dan pariwisata yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Sehingga, kata dia, kalau semuanya ini terintegrasi secara baik, sektor pariwisata akan kita dorong untuk lebih produktif sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Karenanya, kita berikan apresiasi atas terbentuknya kelompok ini, tentunya kita akan selalu mendukung dan mendampinginya, baik melalui pelatihan-pelatihan dan pendampingan lainnya, Kata dia.(Chen02)