Denpasar,Savanaparadise.com-Sejak Rabu (10/9/2025), Bali diterjang banjir besar yang melumpuhkan sejumlah titik di Denpasar dan Badung. Hujan deras berkepanjangan menyebabkan sungai meluap, rumah-rumah tergenang, jalan-jalan dipenuhi lumpur dan puing. Data terbaru mencatat 17 orang meninggal dunia, 5 orang masih hilang dan ratusan warga terpaksa mengungsi. Di Denpasar saja, terdapat puluhan titik banjir yang masih menyisakan genangan dan timbunan sampah, sementara Badung menjadi salah satu wilayah terparah dengan akses jalan dan fasilitas umum yang tertutup lumpur.
Namun di balik luka bencana, Bali memperlihatkan wajah solidaritasnya. Dari pura hingga masjid,Dari banjar hingga posko pengungsian, masyarakat bahu-membahu bergotong royong. Para pemuda yang tergabung dalam organisasi Lintas Iman dan lintas daerah turun langsung ke lapangan, menunjukkan bahwa di tengah perbedaan keyakinan dan latar belakang, persatuan kemanusiaan tetap menjadi suluh utama.
Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, menyampaikan instruksi tegas kepada kadernya. “Seluruh pasukan komando pemuda katolik (Paskokat) dan kader Pemuda Katolik seBali telah kami kerahkan untuk hadir di lapangan, membersihkan lumpur, membantu warga, dan memastikan kehadiran gereja dalam aksi nyata solidaritas,” katanya.
Ketua PK Komda Bali, Yogaswara Putra Utama, menuturkan bahwa sejak air mulai merendam pemukiman, koordinasi segera dilakukan dengan pemuda lintas iman. “Saat banjir tadi kita langsung koordinasi dengan teman-teman pemuda/i khususnya puluhan kader PK dan Paskokat Bali untuk membantu evakuasi masyarakat yang terdampak. Kini posko kemanusiaan dibuka, sebagai simbol kepedulian bersama, Mari saling bahu membahu menolong masyarakat. Komunitas yang terlibat seperti PERADAH Indonesia Bali, DPD GAMKI Bali, Pemuda Katolik KOMDA Bali, PW GP Ansor Bali, PW Pemuda Muhammadiyah Wilayah Bali, serta PATRIA DPD Bali.” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua PW GP Ansor Bali, H. Tommy Reza Kurniawan, memastikan bahwa kader Ansor tidak pernah menunggu aba-aba panjang untuk bergerak. “Dalam kondisi apapun, kami selalu siap terjun langsung ke lapangan. Inilah ibadah kemanusiaan yang kami yakini. Posko darurat 24 jam di Gedung PWNU.” tegasnya.
“Posko inilah bukti kami pemuda lintas agama saling peduli dan mempererat tali persaudaraan antar sesama pemuda pemudi dalam menghadapi setiap persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar,” kata Ketua DPD GAMKI Bali, Ori Heingu Deta
Kekuatan tambahan juga datang dari komunitas internasional. Renaldo Fajar Nugraha Susilo dari Leo Club MD 307 Indonesia menyebut partisipasinya sederhana namun penting “Kami hadir memberi semangat positif, mendukung kerja-kerja bersama. Optimisme dan sinergitas adalah kunci pemulihan Bali.”
Ratusan perantau di Bali dari komunitas lintas daerah ditegaskan Joao Ficher Abriyanto Noni, mewakili Wini Bersatu Bali dan Pencak Silat Katolik THS-THM Bali dan juga Kader Paskokat PK Bali, “Kami sadar, kami perantau dari NTT, Maluku, dan Papua. Tetapi banyak sekali masyarakat dari timur Indonesia yang cinta Bali. Maka sudah sepantasnya kami bersama-sama membantu masyarakat. Inilah wujud cinta kami untuk Pulau Dewata. 100% Indonesia 100% Pancasila” ungkapnya penuh haru.
Sementara itu, Angelo Basario Marhaenis, Koordinator Humas Duta Damai BNPT Bali sekaligus kader pelopor GMNI dan mahasiswa S2 Psikologi UNTAR, menyoroti pentingnya pemulihan psikologis pasca-bencana. “Kekayaan dan kemuliaan terbesar adalah hidup saling tolong-menolong. Fokus sekarang adalah mengajak relawan psikologi bergabung dalam trauma healing. Kami berharap pasca kejadian ini para relawan psikologi dapat melakukan psychological first aid, play therapy untuk anak-anak, hingga psikoedukasi untuk dewasa. Pemulihan jiwa dan revolusi mental harus utuh tidak bisa setengah-setengah” jelasnya.
Di tengah tantangan Bali menunjukkan satu pesan kuat.. Bencana tidak mengenal agama, suku, atau asal daerah. Justru dalam ujian ini, masyarakat menemukan kembali jati diri bahwa Lintas Iman dan lintas daerah adalah kekuatan terbesar dalam memulihkan tanah, air dan hati yang sempat porak poranda.
Mari saling bantu, warga bantu warga***