Ende, Savanaparadise.com,- Ubi Kayu atau menurut bahasa keseharian masyarakat setempat ‘Uwi Kaju’, merupakan salah satu jenis tanaman umbi-umbian, biasanya tumbuh di daerah tropis.
Ubi Kayu kerap dijadikan sebagai bahan makanan lokal selain padi (beras). Meskipun demikian, ubi kayu juga memiliki nilai budaya, sejarah, dan bahkan bernilai ekonomis.
Tanaman umbi-umbian ini bisa diolah dengan berbagai macam jenis, tergantung selera si pembuat, baik diolah untuk kripik, dan juga dibuat menjadi ubi goreng ataupun jenis lainnya.
Sejauh ini, masyarakat selalu menjadikan Ubi Kayu sebagai makanan tambahan selain nasi. Padahal, sejatinya ubi kayu sendiri merupakan makanan lokal yang menjadi ciri khas atau identitas masyarakat setempat.
Adapula muncul tantangan yang dialami para petani seperti jumlah petani yang menanam Ubi Kayu Roga semakin menurun, menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia, dan tak sedikitnya petani yang bermental instan, selalu mengandalkan atau ketergantungan pada bantuan pemerintah, lalu mengabaikan pekerjaan pokok sebagai Petani Ubi Kayu.
Dalam rangka mengembalikan kekhasan masyarakat setempat serta mendorong inovasi dan pemberdayaan, Masyarakat Desa Roga, Kecamatan Ndona Timur bersama Relawan Istana Sehat menyelenggarakan Festival Uwi Kaju.
Ketua Panitia Penyelenggara, Tobias Dari Tani, kepada media, Kamis, (15/5/25) menjelaskan Festival Uwi Kaju merupakan ajang promosi terhadap pangan lokal hasil produk UMKM yang bernilai ekonomis.
Menurutnya, Festival Uwi Kaju yang diselenggarakan kali ini lebih mengangkat Ubi Kayu milik masyarakat Desa Roga yang selama ini belum dieksplor dengan baik meskipun Ubi Kayu bagi masyarakat Desa Roga sudah menjadi makanan keseharian yang diwariskan secara turun temurun hingga detik ini.
Ditambahkan, Ubi Kayu Roga bukan hanya sekadar tanaman pangan melainkan simbol keramahan, kearifan lokal, dan sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Karena itu, setiap tamu yang datang ke Kampung Roga akan disuguhkan Ubi Kayu Roga.
“Oleh karena itu, kami menghadirkan Festival Uwi Kaju 2025 dengan tema “Menjaga Warisan, Menumbuhkan Harapan”sebagai langkah konkret untuk menyatukan kembali semangat masyarakat dalam menjaga pangan lokal, mengangkat nilai budaya, dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dari akar tradisi”, kata pria yang akrab disapa Oby Tani ini.
Oby Tani juga menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi singkong sebagai sumber pangan utama masyarakat dalam aspek ketahanan pangan, mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui potensi lokal (Ende Mandiri), menyebar luaskan pola konsumsi sehat berbasis pangan lokal organik (Ende Sehat), dan meningkatkan kesadaran dan memberikan pendidikan tentang pertanian berkelanjutan dan budaya lokal (Ende Cerdas).
Ia juga sangat mengharapkan. Festival Uwi Kaju dapat bermanfaat dalam meningkatkan nilai ekonomis sehingga Ubi Kayu dapat dijadikan sebagai produk unggulan lokal. Selain itu kegiatan ini pula bermanfaat.mendorong pengembangan pertanian ubi kayu yang berkelanjutan. menjadi sarana penguatan budaya dan warisan leluhur, serta mewujudkan pasar khusus Ubi Kayu yang berbasis komunitas.
“Di Festival Uwi Kaju kita mengambil ‘Menjaga Warisan, Menumbuhkan Harapan’, di mana pra event akan dilaksanakan selama dua hari, dari Senin 16 Juni hingga Selasa 17 Juni 2025. Sesuai rencana puncak dari kegiatan ini juga dilaksanakan selama dua hari, dari Kamis 26 Juni hingga Jumat 27 Juni 2025”, ungkap Oby Tani.
Oby Tani menuturkan, kegiatan ini di kemas dalam berbagai bentuk seperti diskusi tentang budaya, pertanian organik, dan peran masyarakat untuk melestarikan pangan lokal serta mengedukasi anak muda Kabupaten Ende. Dilanjutkan dengan kegiatan demo menganyam, praktik menganyam untuk menumbuhkan kreativitas anak muda serta musik performance, menghadirkan musik traditional.
“Nantinya kita sisipkan pula kegiatan pasar rakyat dan bazar UMKM, menjual produk-produk turunan Uwi Kaju dan kerajinan lokal, games traditional sebagai sarana memperkenalkan kembali kepada anak-anak permainan tradisional dan outing class & pitching education, memberikan kesempatan bagi anak-anak sekolah untuk belajar dan menjelajahi semua kegiatan dan melakukan pitching sebagai bahan belajar mereka”, urainya. (CR/SP)