Sekretaris Menkop Sebut KSP Obor Mas Kualitasnya Sama Dengan Perbankkan

Sekretaris Mentri Koperasi, Ahmad Zabadi memberikan sambutan dalam acara peresmian Kantor baru KSP KOPDIT Obor Mas Cabang Utama Ende (Foto: Chen Rasi/SP)

Ende, Savanaparadise.com,- Sekretaris Mentri Koperasi (Sesmenkop), Ahmad Zabadi menyebut, KSP Obor Mas kualitasnya sama dengan Perbankkan. Bahkan, Ia menambahkan KSP Obor Mas lebih baik dari perbankkan.

Sesmenkop mengatakan itu lantaran Pihak yang mengawasi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dari Kementrian Koperasi.

Bacaan Lainnya

“Ketika Obor Mas sebagai penyalur, maka kualitas Obor Mas sama atau bahkan lebih baik dengan lembaga perbankan”, tukas Ahmad Zabadi dalam sambutannya mewakili Mentri Koperasi Budi Arie Setiadi pada saat meresmikan KOPDIT Obor Mas Cabang Utama Ende sekaligus pembukaan kegiatan RAT, Sabtu, (24/5/25)

Peresmian Gedung baru Kantor KSP Obor Mas Utama Ende yang dihadiri oleh Sekretaris Menteri Koperasi Ahmad Zabadi, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Bupati – Wakil Bupati Ende, Pimpinan DPRD Ende dan, jajaran Forkopimda, serta keluarga besar KSP KOPDIT Obor Mas

Peresmian Gedung baru Kantor KSP Obor Mas Ende, di jalan Eltari, ditandai dengan gunting pita oleh Gubernur NTT dilanjutkan dengan pengecekan ATM Obor Mas serta penandatanganan prasasti oleh Gubernur dan Sekretaris Menteri Koperasi.

“Saya melanjutkan pesan Menteri, Ia menyampaikan permohonan maaf karena tidak sempat hadir dan memberikan apresiasi kepada Obor Mas”, tutur Sesmenkop.

Sesmenkop menyinggung soal perlu adanya batasan masa jabatan ketua. Karena itu Ia mengusulkan maksimal periode masa jabatan ketua itu hanya dua periode. Apabila itu terjadi, maka ini menjadi roll model bagi perkembangan Koperasi, terutama proses regenerasi.

Lebih lanjut, Sesmenkop mengatakan, kendati usulan itu Ia sampaikan, bukan berarti mau mengabaikan yang tua-tua. Alasan ini semata-mata dikarenakan dunia usaha saat ini kian berkembang pesat, maka perlu integritas dan kemampuan adaptasi yang kuat.

Sehingga, tambah dia, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah melakukan penyegaran kepengurusan Koperasi.

“Saya kira akan menjadi lebih bagus dengan pertimbangan tradisi kita, jadi orang tua memberikan nasehat atau arahan ‘ingarso suntolodo ingmadia mangukarso”, ungkapnya.

Ahmad Zabadi juga menyebut Obor Mas menjadi pelopor pertama lakukan pinjaman KUR di Indonesia. Ia juga mengatakan dari semua Kopdit yang ada di NTT jumlah aset secara keseluruhan sebesar Rp. 12 triliun.

Sedangkan Obor Mas sendiri sudah memiliki aset 4 triliun, satunya mungkin di Bali, ungkap Sesmenkop.

Menurutnya, banyak Koperasi di NTT yang memiliki tata kelola serta manajemen lembaga usaha model standar pada sektor jasa keuangan yang didorong menjadi pinjaman KUR.

Meskipun demikian tidak mencoreng tentang kepercayan bahwa tata kelola semua koperasi penyalur KUR yang dianggap standart seperti halnya lembaga jasa keuangan khususnya Bank.

Ahmad Zabadi mengungkap, Ia pernah mendapat informasi dari OJK soal keterlambatan laporan. Dan yang pernah mendapat Sanski denda akibat keterlambatan laporan, kata dia, adalah Kopdit Obor Mas sebesar Rp. 30 Juta.

Ia menuturkan, standar pengelolaan keuangan OJK sangat ketat, jadi tidak semua Koperasi bisa lakukan dan memiliki kapasitas yang sama sebagai sebuah usaha sektor jasa keuangan yang berstandar modern.

Sesmenkop mendorong agar koperasi Kopdit di NTT yang relatif cukup bagus untuk menaikan standart yang lebih tinggi demi memenuhi standart usaha sektor jasa keuangan modern.

Bahkan Ia mengaku dirinya selalu mengikuti perkembangan Koperasi Obor Mas sejak tahun 2020 hingga ada pengakuan mengenai tata kelola Koperasi yang sehat dan bagus serta IT berstandar baik.

“Ada hal yang saya kira perlu diantisipasi oleh Obor Mas ke depan dari keberadaan KopDes Merah Putih yang akan hadir di tiap desa dan, kelurahan”, timpal Sesmenkop.

Sesmenkop menjelaskan, basis KSP Obor Mas berada di desa dan hampir seluruh KSP di NTT basisnya di desa. Sementara, KopDes Merah Putih akan di kembangkan satu unit usaha yakni simpan pinjam.

Tentunya, tambah Sesmenkop, masyarakat akan mulai terkonsolidasi di masing masing desa agar dapat terlayani kebutuhan pinjaman di desa dan kelurahan oleh Koperasi desa.

“Kita punya komitmen tidak akan membiarkan KSP ini terdampak dengan KopDes. Jadi ada skema yang disiapkan”, tutuur Sesmenkop. (CR/SP)

Pos terkait