Opini : Bertani Salah Satu Solusi Atasi Pandemi Covid-19

- Jurnalis

Minggu, 7 Maret 2021 - 19:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kades Banain B, Timor Tengah Utara, Yulius Kolo (Kiri)/Foto Dok Facebook

Kades Banain B, Timor Tengah Utara, Yulius Kolo (Kiri)/Foto Dok Facebook

 

Oleh Yulius Kolo ( Kepala Desa Banain B, Timor Tengah Utara)

Situasi covid 19 perlu dihadapi dengan optimisme. Semangat berpengharapan mesti tetap ada pada setiap anak bangsa sekaligus umat Allah seantero jagat raya.

Ketika kita menyepi ke Kebun dengan sendiri kita sudah menjaga jarak. Di kebun kita banyak bergerak atau berolahraga versi petani, kita berjemuran bertemankan sinar matahari, kita menanam dimana kita imani bahwa kita akan panen pada waktunya.

Raga sehat karena bergerak dan berjemur tadi sekaligus jiwa sehat karena “berpengharapan”, pasti akan panen pada waktunya itu. Raga sehat jiwa pun sehat, sehat dobel-dobel.

Apalagi menjelang panen, warna-warni memenuhi kebun, ada kehijauan buah-buahan muda, ada kuning kekuningan buah-buahan matang, merah-merah buah-buahan siap panen, begitu pun warna-warni sayuran sangat memanjakan. Belum lagi bila bertepatan dengan harga pasar lagi membaik. Hati serasa mendapati diri di tengah paradiso. Indah mempesona.

Baca Juga :  Rektor Unimor Lantik Pejabat Eselon 2 Pemda TTU Jadi Kepala BAAU Unimor

Dalam konsep kebatinan, metafisika, supranatural, vibrasi dan sejenisnya, “hati senang” dan berpengharapan meningkatkan anti bodi, menjauhkan seseorang dari penyakit dan berbagai energi negatif lainnya.

Berbanding terbalik bila kita menjaga jarak dengan kebanyakan di rumah, berkeluh kesah tanpa aktivitas produktif. Itu sangat potensial terserang berbagai penyakit termasuk covid dan kanker (kantong kering).

Di jaman covid ini, manusia dituntut untuk berpikir “out of the box”. Keterbatasan berpikir sejak zaman kolonialisme di mana sistem pendidikan dan sosial kemasyarakatan diarahkan kepada “mental karyawan”, sudah saatnya pemikiran dan seluruh energi diarahkan kepada “mental kemandirian”.

Gerakan masuk kebun adalah salah satu caranya.

Di kebun kita bisa menghasilkan berbagai kebutuhan makanan karbo, vitamin dari sayuran, buah-buahan, juga protein dari ikan dan lain-lain. Aneka jamur, budidaya madu hutan dan segala jenis kebutuhan rumah tangga bisa dihasilkan di kebun secara mandiri. Apabila dihasilkan dalam jumlah banyak bisa merambah pasar dan jadi uang.

Baca Juga :  6 Bulan Tak Masuk Sekolah, Oknum Guru Di SDN Fatke TTU Diduga Makan Gaji Buta. Diberi Surat Panggilan, Ancam Mutasikan Kepala Sekolah

Syukur adalah kekayaan, keluhan adalah kemiskinan. Sebagai sikap iman di hari minggu ini, kita mesti bersyukur kata Ebit G. Ade. Kita masih diberi waktu. Syukuri kesehatan ini, sekali lagi masuk kebun, arahkan energi ke arah produktif. Berhentilah berkeluh kesah. Karena keluh kesah tidak menghasilkan apa pun. Keluh kesah hanya mendatangkan simpati sesaat.

Mental juara pemilik segala solusi, sang pecundang hanya menghasilkan alasan.

Kaum muda, para agen pembaharu, ayo ke kebun, “kehidupan berpengharapan” ada di kebun, milik para petani. Petani solusi covid, petani pandai bersyukur, saatnya petani berjaya di negara agraris yang kita cintai, Indonesia Raya ini.

Salam petani, salam sehat…

Berita Terkait

Pemkab Gandeng BPS Lakukan Survey Dampak Ekonomi Atas Event ETMC di Ende
Gegara ADD Hendak Dipotong 6 Juta, Kades di Ende Akan Mogok Kerja di Desa
Wakil Bupati Ende Pesan Ke Anggota Satpol PP; Saat Bertugas Jauhi Minuman Keras
Menuju Konferda VI PDI-P , tujuh nama berpeluang menjadi ketua DPD PDI-Perjuangan NTT
Dedikasi untuk Tanah Flobamorata, SPK Wujudkan Gereja Portable di Adonara
Bank NTT Bantu Pembangunan Masjid Chairul Huda di Manggarai
Bupati Ende Ingatkan Pimpinan OPD Agar Fokus Kerja; Akhiri Tahun Ini Dengan Baik
Menjelang Hari Pahlawan DPC GMNI Ende, Serukan & Dorong Pemrov NTT  Angkat Riwu Ga sebagai Pahlawan Nasional 
Berita ini 3 kali dibaca