Kupang, Savanaparadise.com,- Gerakan Mahasiswa Nasioanal Indonesia (GMNI) se Nusa Tenggara Timur saat ini berkumpul di kupang untuk mengikuti Kaderisasi Tingkat Menegah (KTM).
Kegiatan yang berlangsung di aula UPTD koperasi ini di gelar oleh kordinator daerah (Korda) GMNI. Moment ini juga menjadi ajang Forum Koodinasi Antar Cabang se NTT.
Dalam rilis yang di terima savanaparadise.com, Jovinianus Agustinus Nahak, Ketua GMNI Cabang Kupang mengatakan , Semenjak bergulirnya abad ke-21 arus globalisasi melaju dengan akselerasi yang luar biasa kencangnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin mendukung tumbuhnya globalisasi di segala bidang, baik itu ekonomi, sosial, budaya, teknologi maupun bidang kehidupan lainnya.
Dikatakannya Globalisasi sendiri membawa dampak yang sangat besar dalam merubah pola hidup masyarakat dunia. Tuntutan efektifitas dan kecepatan kerja, akurasi serta hasil / profit yang tinggi tanpa sengaja merubah ideologi dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dunia menuju kearah yang serba instan. Begitu pula mahasiswa, kaum muda yang disebut-sebut sebagai “agent of change” ini tak luput dari pengaruh globalisasi.
Menurut dia, tirani yang seharusnya tampak di depan mata kita, namun terbungkus cantik oleh politik pencitraan yang dapat mendoktrin stigma masyarakat dalam menilai sebuah pemerintahan di era reformasi yang sudah berdiri selama lima belas tahun ini. Pentingnya purifikasi gerakan mahasiswa adalah untuk menumbuhkan orientasi visioner dalam lingkaran mahasiswa itu sendiri.
“Gerakan tidak identik dengan kegiatan destruktif, akan tetapi gerakan lebih kepada nilai konstruktif. Mahasiswa sebagai kaum intelegensia seharusnya mampu menanam benih epsitimologi kebangsaan yang akan menumbuhkan kesadaran berpikir dan bertindak agar aksiologi gerakan dapat terimplementasikan secara holistik”. katanya.
Jovinianus menilai, akhir-akhir ini, mahasiswa terkadang sungkan untuk menunjukan titelnya sebagai aktivis pergerakan. Hal tersebut sebenarnya sudah menghilangkan satu nilai yakni chauvinisme gerakan mahasiswa.
“Ketika chauvinisme gerakan hilang, maka bisa jadi kita akan terlambat dalam merespons isu strategis di bangsa ini. Oleh karena itu diperlukan perpaduan antara epistimologi dan aksiologi gerakan yang dibungkus dengan chauvinisme dalam memperkuat orientasi visioner gerakan kita.” Papar Jovinianus.
Terkait dengan penyelenggaraan KTM, Jovinianus berharap, momentum Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) menjadi penting dilakukan guna rekonsolidasi gerakan dan penguatan kapasitas kader sehingga mampu memahami metode berpikir marhaenisme dan dapat menggunakannya dalam perjuangan organisasi.
Pada kesempatan yang sama, Elfis Jehama, Ketua Panitia KTM mengatakan, sebanyak 82 mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) se NTT mengikuti Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM), di GMNI Cabang Kupang.
“Kegiatan ini diikuti oleh empat cabang GMNI se NTT yakni GMNI Cabang Waingapu, GMNI Cabang Alor, GMNI Cabang Sikka dan Cabang Kupang sendiri.” ungkap Elfis.
Kegiatan ini, demikian Elfis, dilaksanakan selama satu minggu terhitung sejak Minggu 4 agustus sampai 10 Agustus 2013. (*SP)