Kisah Reza, Sosok Pemuda Cacat Fisik dari Kelikiku Ende Yang Punya Bakat Luar Biasa

Reza sedang melukis nama di atas papan kayu untuk selanjutnya di pahatnya walaupun di atas kursi roda (Foto: Chen Rasi/Savanaparadise.com)

Ende, Savanaparadise.com,- Tak di sangka Lourensius Ghea Ghale (28), demikian nama lengkap Reza, sosok pemuda dari Dusun Koagata, Desa Kelikiku, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende yang memiliki bakat luar biasa.

Reza merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Sebagai anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, Reza seharusnya menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Tapi sayang, karena keterbatasan fisiknya, ia hidup dibawa tanggung jawab kakak perempuan sulungnya.

Kendati kondisi fisiknya cacat, tak memupuskan semangat Reza untuk mengais rejeki lewat menjual jasanya sebagai seniman.

Reza sangat di kagumi oleh teman-teman sebayanya dan juga masyarakat yang ada di Desanya. Namanya begitu tren di Desa Kelikiku karena bakat yang di milikinya.

Ia boleh dijuluki sebagai manusia multi talenta. Sebab dari sosok Reza, lahir jiwa seni seperti, seni melukis, seni pahat, seni pangkas rambut, seni tato, dan seni menulis dibatu nisan.

Tapi sayangnya, semua bakat yang di miliki Reza lambat laun akan sirna apabila tidak disokong dan dibantu karena dilatari oleh keterbatasan ekonomi keluarga. Maklum saat ini kedua orang tua Reza telah tiada beberapa tahun lalu.

Ketika di jumpai beberapa wartawan dikediamannya, Kamis (17/02/22), Reza begitu terkejut dan seakan tak menyangka atas kehadiran teman-teman wartawan. Malu, bercampur terharu tampak dari wajah Reza.

Ia pun berusaha bangkit dari tempat tidurnya untuk menghampiri teman-teman wartawan yang duduk di ruang tamu dengan menggunakan kursi roda. Sontak warga disekitar kampung pun mulai berdatangan menghampiri rumah Reza untuk melihat siapa gerangan tamu Reza.

Dalam bincang-bincang dengan wartawan, Reza mengkisahkan apa yang menyebabkan dirinya tak bisa berjalan seperti pemuda normal lainnya.

Menurut Reza cacat fisik yang dideritanya hingga saat ini berawal dikala dirinya bekerja di Larantuka, Flores Timur.

“Kejadiannya (kecelakaan) pas ditempat proyek 4 tahun lalu sekitar tahun 2015 di Larantuka”, kisah Reza.

Ternyata, cacat fisik yang diderita Reza bukan bawaan sejak lahir. Sejak dilahirkan hingga di usia 23 tahunan, Reza merupakan manusia normal seperti teman-teman sebayanya.

Sejak kecelakaan yang menimpah dirinya saat itu akhirnya keseharian Reza harus menggunakan kursi roda. Kendati demikian Reza tetap melanjutkan hidupnya dengan menyalurkan bakatnya sebagai seniman.

Bagi Reza, kursi roda bukan penghalang baginya untuk berkarir. Lewat kekuatan kedua tangannya, Reza mulai menyalurkan bakatnya dan sedikit demi sedikit Ia mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari hasil jeri payanya.

“Kalau tidak pahat, biasa pangkas rambut, ataupun melukis. Penghasilannya sedikit, hanya untuk bisa bantu kakak di rumah”, tutur Reza.

Reza mengakui sejak kecelakaan itu, awal-awal dirinya pernah diperiksa di Rumah Sakit, tapi saat itu Dokter menyarankan kepada dirinya dan keluarganya agar segera dilakukan operasi. Oleh karena keterbatasan biaya, akhirnya permintaan dokter tidak dipenuhinya.

Kini, Reza telah memantapkan tekadnya untuk melanjutkan hidupnya meskipun dengan menggunakan kursi roda. Atas dasar tekad yang kuat dan kemauan yang tinggi akhirnya Reza mampu menghasilkan berbagai karya seni yang bisa menghasilkan uang.

Karya seni yang dihasilkan Reza berupa gambar Presiden pertama RI, Ir. Sukarno, yang dilukisnya dari papan kayu. Selain itu, Reza mampu mengukir nama-nama orang yang terbuat dari bahan yang sama.

Itu semua dilakukan Reza dengan menggunakan peralatan seadanya dari hasil pinjaman. Selain kelebihan dalam seni pahat, kelebihan lain yang dimiliki Reza adalah pangkas Rambut dan gambar di batu nisan, dan lukis wajah orang.

Meski demikian Reza tetap menaruh harapan akan bala bantuan dari berbagai pihak. Sebab, Reza sangat membutuhkan sokongan dana untuk membeli peralatan yang dibutuhkan seperti Krishow, Tactix, Proxxon untuk pahat, alat pangkas rambut, dan jenis peralatan lainnya.

“Harapan saya minimalnya ada bantuan dari Pemerintah, baik untuk pengobatan dan untuk beli peralatan pahat dan pangkas rambut. Soalnya selama ini alat-alat itu saya pinjam orang punya”, pinta Reza.

Frumensius Meko, salah satu anggota keluarga dari Reza kepada wartawan menuturkan, semua orang dikampung termasuk dirinya sangat mengagumi bakat yang dimiliki Reza.

Oleh karena itu, Ia sangat menyayangkan kalau bakat yang dimiliki Reza terkubur disebabkan oleh keterbatasan ekonomi yang dialami Reza.

“Dia bisa pahat, bisa gambar, bisa pangkas rambut, dan juga bisa tato. Dan semua bakat yang dimilikinya sayang kalau hilang begitu saja apabila tidak di kembangkan”, kata Frumen.

Karena itu, ungkap Frumen, kami dari keluarga sangat berharap agar para pihak mau membantu modal kepada Reza untuk mengembangkan bakatnya.

“Saat ini Reza sangat membutuhkan peralatan pahat, alat pangkas rambut, cat air, dan semua peralatan yang mampu menunjang bakat Reza. Apalagi Reza merupakan tulang punggung bagi keluarganya”, urai Frumen.

Penulis: Chen Rasi

Editor: Yuven Abi

Pos terkait