Gugusan Bukit Batu Alam Bnoko Kaenbaun, Destinasi Wisata Baru di TTU Yang Eksotis

- Jurnalis

Selasa, 1 Oktober 2019 - 17:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kefamenau, Savanaparadise.com,- Jika Anda Traveler penyuka wisata alam, Gugusan bukit batu alam Bnoko Kaenbaun bisa menjadi salah satu destinasi yang harus tercatat dalam buku agenda perjalanan.  Bnoko Kaenbaun merupakan gugusan bukit batu alam dengan corak menjulang tinggi kelangit dengan keunikannya tersendiri yang tentunya hanya ada di Desa Kaenbaun, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Lokasi ini berada tepat di wilayah timur Desa Kaenbaun dengan luas sekitar 10 Ha dan untuk sampai ke destinasi wisata ini, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 30 kilometer dari Kota Kefamenanu,TTU.

Setibanya di Desa Kaenbaun, pengunjung sedikit diuji adrenalinya dengan berjalan kaki menempuh jarak 3 kilometer menyusuri lereng gunung menuju puncak Bnoko Kaenbaun.

“Dibutuhkan sedikit keberanian dan tenaga ekstra untuk sampai ke puncak gunung batu. Sebelum ke puncak ada tempat peristirahatan dikaki gunung batu,” Ujar Kepala Desa Kaenbaun, Richard Socrates Fone Kepada media ini.

Sebelum melakukan pendakian menuju puncak, pengunjung haruslah menunggu karena akan ada sedikit ritual adat yang konon dipercaya bahwa kegiatan ritual adat tersebut dapat menambah kekuatan dan kenyamanan pengunjung menuju puncak.

Baca Juga :  Periksa Sekda dan Angota DPRD TTU, Pengamat : Seharusnya Polisi Belum Boleh Periksa

“Berdasarkan sejarah, di atas gunung batu dulu ditinggali oleh Raja Kaenbaun Usi Ban’Uf dan istrinya Bi Ul Haki yg dulu tak pernah terkalahkan saat perang. Di atas juga kita bisa menikmati udara segar, pemandangan yang sangat indah dengan batu-batu alam menjulang tinggi yg penuh dengan keunikannya,” jelasnya

Menurut Richard, untuk perencanaan pengembangan Bnoko Kaenbaun sendiri, pemerintah desa sementara merencanakan penataan kedepan dengan membuka akses jalan raya ke bawah kaki gunung dan juga akan membuka jalan ke atas gunung dengan membuat anak tangga yang diperkirakan bisa mencapai 20 ribu anak tangga.

“Kita sedang rencanakan membuka dua akses jalan tersebut dan kita juga akan perhatikan untuk tidak merusak lingkungan yang ada,” lanjutnya

Dirinya mengharapkan kiranya ada perhatian pemerintah daerah maupun provinsi dan semua pihak untuk mendukung perencanaan pemerintah desa untuk menjadikan Desa Kaenbaun menjadi desa wisata kedepan dengan daya tarik bukit batu Bnoko Kaenbaun sebagai objek wisata andalannya.

Terpisah, Hermina Manlea, Dosen Universitas Timor (Unimor) sekaligus Eksekutif Prosuder dari Film ‘SALAM’ yang mengambil latar syuting di Desa Kaenbaun mengatakan tempat wisata tersebut merupakan tempat yang unik dan eksotis sehingga menarik pelaku seni khususnya pembuat film pendek dari Unit Kerja Mahasiswa (UKM) Sinematografi Unimor untuk syuting film pendek “SALAM” di tempat tersebut.

Baca Juga :  Yuk, Bergabung di Festival Adventure Indonesia 2014 di Lembata Festival

Lebih lanjut, menurutnya, Bnoko Kaenbaun merupakan situs alam yang indah dengan lokasinya yang strategis karena terletak di titik yang lumayan tinggi. Para pelaku film Unimor mengunjungi tempat tersebut untuk berfoto bersama dan membuat video-video pendek.

“Sejujurnya tempat ini bisa dijadikan salah satu objek wisata alam andalan kabupaten TTU. Saya mengharapkan ada pelaku film, pecinta seni dan fotografer yang mau membuat video klip lagu, film pendek atau mengabadikan dalam bentuk foto keindahan Bnoko Kaenbaun,” tulisnya dalam pesan WhatsApp.

Sejarah Nama Bukit Bnoko Kaenbaun

Nama “Kaenbaun” diambil dari nama leluhur mereka (Neon Kaenbaun) yang sekaligus menjadi nama bukit tempat ia dimakamkan di puncaknya. Bukit Kaenbaun (Bnoko Kaenbaun) adalah bukit batu karang terjal yang menjadi tempat bermukim pertama kali empat suku utama (Basan, Timo, Taus dan Foni) ketika suasana perang suku masih berkecamuk di seluruh pulau Timor.

Mereka  selamat karena mendapat perlindungan secara fisik oleh bukit karang tersebut. Sebenarnya ada tiga versi lain tentang nama Kaenbaun, yaitu (1) Kaenbaun artinya bertahan asli atau taat kepada leluhur, (2) Kaenbaun artinya belum pernah terkalahkan dalam perang suku, dan (3) Kaenbaun terkait dengan legenda adanya ”batu gong” yang keramat di bawah bukit Kaenbaun (di dalam goa di bawah tanah pada Bnoko Kaenbaun). (Do/NP)

Berita Terkait

NTT Menyapa Dunia: Tour de EnTeTe 2025, Balap Sepeda Terpanjang di Indonesia
Merekam Kegiatan Launching Pekan Ende Street Festival
Gubernur Melki Laka Lena Ingin Majukan Ekonomi Lokal Lewat Pariwisata
Kunker Ke TTU, Gubernur NTT Sarankan RSUD Kefa Harus Berikan Pelayanan Prima Ke Pasien
Gubernur Melki Melayat Ke Rumah Duka Eks Bupati TTU, Raymundus Fernandes
Wagub NTT Harap Hadirnya Resort Di Labuan Bajo Serap Tenaga Kerja Lokal
Dua Gubernur, NTT Dan DKI Jakarta Bahas Peluang Investasi Serta Bisnis
Sakral Dan Penuh Makna, Kapolda NTT Pantau Langsung Prosesi Laut Anta Tuan
Berita ini 3 kali dibaca