Gerindra: Perjanjian Batu Tulis Berpeluang Digugat Secara Hukum

Kupang, Savanaparadise.com,- Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebenarnya Berpeluang Untuk menggugat perjanjian Batu Tulis secara Hukum. Hal ini dikarenakan tidak ada itikad baik dari PDI-P untuk mentaati perjanjian pada tahun 2009 silam.

“ kalau mau tuntut secara hukum dan sebagainya sebenarnya terlalu banyak hukum. Dan kita tahu bagaimana praktek hukum dinegeri ini. Tapi sebuah komitmen karena sebuah integritas dalam diri,” kata Ketua DPP Hubungan Luar Negeri Partai Gerindra, Alfons LoeMau, Kepada Wartawan, Selasa. 18/03, dikupang.

Menurut Alfons seorang pemimpin harus memegang komitmen bukan ingkar janji. Karena pemimpin yang diharapkan adalah pemmpin yang mempunyai komitmen.

“ kalau pemimpin disebuah partai hari omong dan besok beganti, apa yang kita harapkan kedepan dari negara ini,” ujarnya.

Terkait perjanjian Batu Tulis, Alfons mengaku bahwa dirinya mempunyai bukti yang bermaterai dan ditanda tangani. Sehingga dikatakan bahwa tidak pernah ada perjanjian batu tulis, pihaknya perlu bertanya kembali sebab, bukti terkait batu tulis tersebut benar-benar ada.

“Jadi kalau dikatakan bahwa tidak pernah ada perjanjian batu tulis, kami perlu bertanya mungkin orang yang melontarkan pernyataan tersebut sudah mulai pikun sehingga kemampuan membaca sudah mulai kurang. Saya punya bukti otentik tapi kita tidak mau angkat jadi besar karena, itu bukan apa-apa untuk Gerindra,” Tandasnya.

Menurutnya perjuangan Partai Gerindra bukan untuk mencari kekuasaan namun akan menjamin kesejahteraan rakyat. Sebab, jika rakyat mengerti akan perjuangan itu maka rakyat akan mendukung secara optimal.

Saat disinggung soal perseteruan antara Gerindra dan PDIP soal pencapresan
Jokowi, Alfons mengatakan , hal itu merupakan kecenderungan atau arogansi individual yang tidak memegang akan komitmennya serta mengingkari semua perjanjian sehingga, Ia menilai tidak dipahami secara komprehensif dan memadai.

“Saya tidak melihat itu sebagai perseteruan, tapi itu merupakan kecenderungan-kecenderungan atau arogansi individual, dimana orang tidak pegang komitmen. Sebuah perjanjian yang ada, tetap dianggap sebagai sebuah perjanjian yang terpisah atau terpecah justru kesepakatan tersebut ada yang tidak dipahami secara komprehensif,” Katanya.

Dikatakannya Pencapresan Jokowi tidak membuat partai Gerindra goyah atau terganggu sebab, pimpinan partai Gerindra yang juga calon pemimpin nasional merupakan individual yang telah teruji sehingga, statement seperti itu dianggap kerikil-kerikil kecil didalam perjalanan politiknya.

“Siapah Sih Jokowi? Siapa pun yang mencalonkan diri, boleh-boleh saja” Katanya.(JN/SP)

Pos terkait