Ende, Savanaparadise.com,- Bupati Kabupaten Ende, Yosef Benediktus Badeoda kembali menyatakan Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Ende siap menyelenggarakan El Tari Memorial CUP (ETMC) 2025 di Kabupaten Ende.
Kesiapan ini kembali dilontarkan Bupati Badeoda di hadapan ribuan suporter dan penonton dalam sambutannya pada acara penutupan turnamen Piala Bupati Ende CUP 2025 yang bertempat di Stadion Marilonga, Minggu, (3/8/25).
Pernyataan ini juga buntut dari keputusan Asprov PSSI NTT beberapa pekan lalu yang membatalkan Ende sebagai tuan rumah ETMC dan memilih Kota Kupang kembali menjadi tuan rumah ETMC 2025.
Keputusan kontroversial tersebut menuai protes dan ungkapan kekecewaan dari masyarakat pecinta sepak bola di Kabupaten Ende. Masyarakat menilai dari tiga poin yang disampaikan Asprov NTT terkesan mengada-ada dan bernuansa politik tanpa mengkonfirmasi balik.
Padahal sebelum keputusan pembatalan itu dikeluarkan Asprov NTT, Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda beberapa hari sebelumnya menyatakan kesiapan Ende sebagai tuan rumah ETMC 2925. Kesiapan itu Bupati Badeoda pertegas lewat rencana pemerintah kabupaten Ende untuk merenovasi Stadion Marilonga tempat di mana nanti turnamen ETMC dilangsungkan.
“Terkait dengan ETMC 2025, Saya selaku Bupati menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat kabupaten Ende siap menyelenggarakannya. Kita masih menunggu keputusan final dan surat dari Asprov NTT”, kata Bupati dalam sambutannya.
Bupati juga menyinggung soal sumber anggaran untuk turnamen sepak bola. Menurut Bupati, sumber anggaran untuk turnamen-turnamen sepak bola tidak mesti diambil dari uang negara tetapi berasal dari beberapa sumber pembiayaan.
“Jadi aneh apabila ETMC batal di Ende karena di kira kita tidak punya uang.atau karena kita di kira belum membahasnya dengan DPRD Ende”, ujar Bupati.
Dikatakan, pemerintah memiliki sumber daya yang melimpah untuk membiayai turnamen sekelas ETMC dengan total hadiah sebesar Rp. 250 juta.
Karena itu, Dirinya mengajak seluruh suporter dan penonton yang menyaksikan pertandingan partai final antara Ende Selatan FC dan Maukaro FC untuk bersabar menunggu keputusan akhir dari Asprov NTT dan manakala dalam keputusan akhir tersebut Ende tidak menjadi tuan rumah ETMC, Ia menghimbau untuk tidak bersedih hati.
“Stadion Marilonga akan tetap kita rawat dan kita perbaiki dan kita akan selenggarakan turnamen sepak bola yang tidak kalah besar nya dengan turnamen ETMC”, janji Bupati Ende kepada ribuan suporter dan penonton.
Benahi Perwasitan
Pada ceremony penutupan turnamen Piala Bupati Ende CUP 2025, Bupati Badeoda juga memberikan beberapa catatan kritis selama turnamen Piala BEC berlangsung. Catatan pertama yang disampaikan Bupati adalah mengenai persoalan perwasitan.
Menurutnya, persoalan perwasitan perlu dibenahi mengenai masalah kualitas, ketegasan, kewibawaan dan ini perlu menjadi perhatian utama.
Catatan berikut yang disampaikan Bupati adalah masalah ketertiban dan keamanan penonton. Menurutnya, hal tersebut perlu di perhatikan bersama agar lebih tertib, lebih aman, dan terkendali.
Bupati juga mengatakan, saat ini sepak bola tidak sekedar lagi hiburan atau prestasi tetapi sudah menjadi bisnis tersendiri. Sebagai hiburan turnamen sepak bola akan menjadi pesta rakyat, pesta kemenangan. Akan tetapi dari aspek prestasi, tambah dia, sepak bola tidak sekedar menjaring bibit-bibit pemain melainkan perjuangan penuh emosi yang ditampilkan peserta turnamen.
Lebih lanjut Ia mengatakan, perjuangan penuh emosi itu apabila diolah secara baik maka yang dipertontonkan bukan lagi permainan kuda kayu tetapi sebuah panggung seni budaya, melodrama yang dapat dinikmati semua orang.
Selain sebagai hiburan dan prestasi, tanya Bupati, mengapa sepak bola menjadi bisnis tersendiri? Bupati kemudian menerangkan bahwa karena sepak bola sudah menjadi bagian dari lapangan kerja, tidak hanya bagi pemain tapi juga bagi penyelenggara.
“Di turnamen ini kita dapat melihat semua upaya, semua kerja keras, tekad, daya juang, dan kebersamaan, tidak hanya dalam tim pemain, tetapi juga official, suporter, dan penonton. Itulah mengapa dunia sepak bola selalu dinikmati oleh masyarakat di mana saja”, timpal Bupati.
Bupati menilai ini menjadi lebih bergengsi, mendapat lebih pemasukan, baik itu dari sisi tiket, parkir, sponsor, UMKM, dan sektor lainnya.
“Saya mendapat laporan dari panitia bahwa income dari perhelatan ini hampir mencapai 1 Miliar dan menyedot rata-rata 5 ribu penonton dalam delapan pertandingan terakhir, untuk itu pendapatan yang diperoleh panitia akan membiayai seluruh penyelenggaraan pemerintahan kabupaten Ende”, tandasnya.
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja maksimal untuk suksesnya penyelenggaraan turnamen ini. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta, official, wasit, suporter, dan penonton sekalian yang sama-sama telah menjaga agar turnamen bergengsi tingkat kabupaten ini dapat berjalan sukses tanpa insiden yang berarti”, ucap Bupati.
“Akhirnya saya mengucapkan selamat kepada .para juara dan selamat kepada juara tiga bersama, kecamatan Wolowaru dan Ende Tengah. Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada para camatnya, kepada para official, serta suporter dan pendukungnya. Saya juga menyampaikan selamat kepada tim dan suporter terbaik. Tim terbaik adalah tim yang harus terus berjuang untuk menyuguhkan permainan indah kepada penonton walaupun sudah tidak masuk semi final”, pungkasnya.
Ketua Panitia, Albert Djombu Djen dalam laporan menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga terlaksananya turnamen ini.
“Terima kasih kepada Bapak Bupati Ende dan Bapak Wakil Bupati Ende unsur Forkopimda yang telah mendukung seluruh proses kegiatan turnamen ini”, ucap ketua panitia dalam laporannya (CR/SP)