Ende, Savanaparadise.com,- Wakil Bupati Ende, Dominikus Minggu Mere membuka kegiatan pelatihan Beyond School Leadaer bagi Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Ende.
Kegiatan pelatihan Beyond School Leadaer diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, bertempat di Stay Graha Ristela, Selasa, (3/6/25).
Pelatihan ini di ikuti peserta sebanyak 424 Orang dengan rincian, Kepala Sekolah SD berjumlah 334 orang dan
Kepala Sekolah SMP berjumlah 90 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Ende, Agustinus G Ngasu, Asisten 1 Setda Ende, H Dahlan, Pimpinan OPD, Narasumber, Ahmad Fikri Dzulfikar, dan para pengawas PAUD.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Ende, Domi Mere menyebut, pelatihan Beyond School Leadaer menjadi ruang pembelajaran bagi para kepala Sekolah untuk mendapatkan pengetahuan terkait penerapan konsep-konsep kegiatan yang layak bagi para pelajar di luar jam sekolah dengan maksud untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada siswa, sehingga kedepannya akan mendapatkan siswa-siswa yang handal dan berkarakter.
Wakil Bupati memberikan apresiasi kepada Team dari Google For Education yang telah berkenan memilih kabupaten Ende sebagai bagian dari penerapan program strategis ini.
Kegiatan ini, kata Wakil Bupati, sebagai komitmen dan kepedulian yang tinggi dari pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas kepemimpinan pendidikan di daerah, terutama dalam menghadapi tantangan abad ke-21 yang menuntut inovasi, kolaborasi dan digitalisasi.
“Saat ini kita hidup di daerah yang penuh dengan perubahan besar dan radikal yang mengganggu atau mengubah tatanan lama dengan tatanan baru, biasanya disebabkan karena inovasi maupun kemajuan teknologi yang pesat”, ungkap Wakil Bupati.
Menyikapi kondisi ini, tambah Wakil Bupati, maka mau tidak mau perlu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari pesatnya perkembangan teknologi sehingga tidak tertindas oleh kemajuan teknologi itu sendiri.
Wakil Bupati juga mengatakan, Kepala Sekolah adalah ujung tombak transformasi. Jika kepala sekolah bergerak, maka guru akan terinspirasi, siswa akan termotivasi, dan orang tua akan berpartisipasi.
Ia menjelaskan, guna percepatan pembangunan di sektor pendidikan maka di kepemimpinan Bupati Yosef Badeoda dan Wakil Bupati Domi Mere telah menetapkan program prioritas “Ende Cemerlang”, yaitu membangun Ende melalui peningkatan SDM guna mendorong lahirnya generasi unggul yang cerdas secara intelektual, kuat secara karakter dan adaptif terhadap perubahan global.
“Saya sangat yakin, dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, satuan pendidikan dan mitra seperti Google For Education, kita dapat mewujudkan transformasi pendidikan yang tidak hanya seremonial, tetapi menyentuh ruang-ruang kelas dan terutama dalam kehidupan anak-anak kita”, ujar Wakil Bupati.
Kepada peserta pelatihan, Wakil Bupati berharap untuk mengikuti kegiatan ini secara serius dan menjadikan kegiatan ini sebagai ruang belajar, refleksi, serta berbagi pengalaman demi menghasilkan inspirasi dwn inovasi baru.
“Pastikan hasil pembelajaran dari kegiatan ini diterapkan secara nyata di sekolah masing-masing. Jadikan sekolah sebagai pusat tumbuhnya budaya digital yang mendukung pembelajaran berkualitas”, tukas Wakil Bupati.
Mengembangkan Kapasitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dan Menengah Pertama
Ketua Panitia Penyelenggara Pelatihan, Sekretaris Dinas P dan K, Vinsensius Triadi dalam laporan menjelaskan, pendidikan di abad ke-21 ini menuntut sekolah agar mampu berpikir strategis dan responsif terhadap perubahan serta memiliki kompetensi digital untuk mendorong inovasi di satuan pendidikan.
Dikatakan, Kepala sekolah tidak lagi hanya berperan sebagai administrator, tetapi sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu membawa komunitas sekolah menuju transformasi
bermakna.
Kegiatan Beyond The School Leader dari Google for Education, jelas dia, merupakan respon konkret terhadap
kebutuhan peningkatan kapasitas kepemimpinan sekolah di era digital.
Menurutnya, program ini dirancang
untuk mendukung kepala sekolah dalam membangun ekosistem pendidikan yang kolaboratif, terhubung, dan berdaya guna melalui pemanfaatan teknologi secara bijak dan kontekstual.
Sekdis P dan K juga menjelaskan, kegiatan ini selaras dengan visi Bupati Ende: “Terwujudnya Kabupaten Ende yang Maju, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan Berbasiskan Iman dan
Budaya Ende Lio Nage Sare Pawe”
dan mendukung pelaksanaan Program Prioritas Kabupaten Ende, yakni Ende Cemerlang:nMembangun Kabupaten Ende melalui peningkatan sumber daya manusia dan mewujudkan Ende sebagai Kota Pendidikan.
Lebih dari itu, tambah dia, kegiatan ini juga merupakan bagian dari tahapan pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2023-2026, yaitu: Transformasi Digital dan Integrasi Sistem Pendidikan menuju terwujudnya Ende Smart Education City sebagai tujuan strategis akhir di periode perencanaan.
Dengan demikian, kepala sekolah sebagai ujung tombak kepemimpinan
pendidikan perlu dibekali dengan paradigma baru dalam memimpin perubahan.
Ia juga menerangkan, tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dasar dan menengah pertama di Kabupaten Ende agar mampu mengelola transformasi digital dan integrasi sistem pendidikan menuju Ende Smart Education City.
Selain itu, meningkatkan pemahaman kepala sekolah tentang kepemimpinan digital berbasis nilai lokal, memperkenalkan pemanfaatan teknologi Google for Education untuk pembelajaran dan manajemen sekolah, mendorong integrasi nilai iman dan budaya dalam pengembangan sekolah digital.
Terakhir, membangun komitmen kolektif kepala sekolah sebagai penggerak perubahan menuju Ende Smart Education City.
Guru Keluhkan Tantangan Yang Dihadapi
Kegiatan Pelatihan Beyond School Leadaer kepada para kepala sekolah SD dan SMP yang diselenggarakan Dinas P dan K Kabupaten Ende diharapkan Kepala Sekolah mampu memiliki kompetensi memimpin transformasi digital pemdidikan.
Tentunya, harapan ini harus sepadan dengan sumber daya yang dimiliki di sekolah masing-masing. Namun, kondisi yang terjadi dilapangan tak berbuah manis seperti yang diinginkan.
Hal ini senada yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Inpres Wolowona 1, Ibu Helmina Triyanti, SPG, usai acara pembukaan kegitan pelatihan Beyond School Leadaer.
“Kami juga mengalami tantangan terkait dengan penggunaan IT ini”, ungkap Ibu Triyanti.
Menurutnya, tantangan pertama yang dihadapi adalah hampir sebagian besar guru dan siswa masih nyaman dengan penggunaan metode tradisional dan enggan mengadopsi teknologi baru, di mana guru dan siswa menggunakan pola lama, kurikulum lama dan sulit beradaptasi dengan kurikulum baru.
Tantangan kedua, kesiapan dan kompetensi guru. Menurutnya, masih ada guru-guru yang belum memiliki ketrampilan digital, baik di desa maupun di kota karena belum mendapatkan pelatihan yang berkelanjutan untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif.
Tantangan berikut yang dihadapi menurut Ibu Triyanti adalah adanya perubahan kurikulum dan kebijakan. Ia melanjutkan, guru dipaksa harus menyesuaikan perubahan kurikulum yang belum terintegrasi dengan teknologi.
“Hal ini menambah beban untuk para guru dalam mengadopsi kurikulum yang baru karena kurikulum yang lama kami guru-guru belum pahami secara baik tapi sudah ada kurikulum yang baru lagi. Tetapi memang teknologi harus menuntut para guru harus bisa menyesuaikan, harus bisa mengikuti perkembangan”, tutur Ibu Triyanti.
Tantangan berikutnya, tambah Ibu Triyanti, adalah kurangnya dukungan teknis. Menurutnya, kebanyakkan sekolah tidak memiliki tim IT yang cukup untuk menangani masalah teknis, sehingga bilamana terjadi gangguan teknologi, sering kali lamban untuk diatasi.
“Ketika ada tim IT mungkin kendala-kendala yang terjadi di sekolah bisa diatasi dengan cepat”, ungkapnya.
Ia juga mengungkap, tantangan selanjutnya adalah kesenjangan akses teknologi. Menurutnya, tidak semua sekolah memiliki akses teknologi yang sama terhadap perangkat dan koneksi internet sehingga terjadi ketidakpemerataan dan ketidakadilan dalam pembangunan.
Ia juga menilai, kegiatan pelatihan Beyond School Leadaer sangat membatu guru menggunakan sumber daya positif seperti video pembelajaran, aplikasi edukasi, dan membuat pembelajaran lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.
Penilaian yang sama juga dilontarkan Ibu Triyanti terhadap pelatihan Beyond School Leadaer karena dari kegiatan ini membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seperti personalisasi pembelajaran bagi guru.
Menurutnya, Guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran sesuai individu siswa atau karakteristik siswa dan juga efisiensi dengan manajemen kelas, penggunaan perencanaan perangkat lunak agar membantu dalam membuat manajemen kelas.
“Kegiatan kali ini sangat luar biasa bagi kami para kepala sekolah karena kegiatan ini sangat membantu kami di sekolah. Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dijalankan hari ini”, ucapnya. (CR/SP)