SWRO Strategi Jitu Tagu Dedo Atasi Krisis Air Bersih dan Swasembada Garam

- Jurnalis

Senin, 19 Juni 2017 - 17:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bakal Calon Gubernur NTT dari PDIP, Daniel Tagu Dedo ketika bersama masyarakat di Pulau Flores/Foto Bara JP NTT

Kupang, Savanaparadise.com,- Problem kemiskinan yang membelenggu NTT seolah-olah merupakan penyakit “ endemic” yang terus menerus menjadi warisan setiap era kepemimpinan. NTT bahkan di kancah nasional sering diplesetkan sebagai Nasib Tidak Tentu atau plesetan lain yang membuat NTT tidak punya apa-apa. Padahal NTT mempunyai sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

Memutus sel-sel kemiskinan tentu dibutuhkan sebuh terobosan yang tidak biasa dan pemimpin yang tidak biasa pula. Butuh sosok yang smart dan kaya ide sehinggal menghasil inovasi yang berkelanjutan untuk memberangus kemiskinan di NTT. Jawabannya adalah, NTT butuh pemimpin dari kalangan profesional seperti Daniel Tagu Dedo.

Luas wilayah daratan 47.349,90 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Kondisi ini menjadikan masyarakat NTT sebagai masyarakat agraris. Potensi kelautan hanya pada usahan ikan tangkapan dan budidaya. Padahal luas laut NTT merupakan salah satu potensi yang selalu dilupakan. Pengelolaan air laut selama ini cenderung pada produksi garam melulu tanpa memikirkan penggunaan teknologi tepat guna yang mempunyai multi effeck player.

Baca Juga :  Walikota Kupang Ancam Batalkan Mutasi

Hal inilah yang menggelitik sanubari Daniel Tagu Dedo untuk melirik potensi air laut tidak hanya terbatas pada produksi garam dalam skala yang masih terbatas. dapat air dapat gram dengan skala produksi yang besar, kata Daniel.

Untuk mengembang air laut menjadi air tawar maka akan dibuat program Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Dengan SWRO ini NTT dapat mengatasi kekurangan air bersih. Dampak lainnya adalah penyulingan ini mengahasilkan garam sehingga bisa membawa NTT menjadi provinsi garam.

Pengolahan air bersih dengan teknologi membran Reverse Osmosis (osmosis terbalik), yang dapat digunakan untuk desalinasi (mengolah air asin menjadi tawar), dan juga mengolah air limbah atau air kotor menjadi air bersih. Reverse Osmosis (Osmosis Terbalik) ini memang telah banyak dipakai di beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Jerman, Arab, Australia juga di Indonesia tentunya.

Daniel merincikan potensi SWRO projek satu unit saja dapat menghasilkan 20 juta liter air minum perhari dan 1.600 ton garam perhari. Dengan nilai investasi per unit Rp. 350 miliar, cukup dengan 10 projek di seluruh NTT.

Baca Juga :  Sejak Tahun 2008 Hingga Triwulan I 2016, Total Aset Bank NTT Capai Rp. 10, 12 Triliun

Padahal masalah umum NTT adalah masalah ketersediaan air. NTT dikenal sebagai daerah dengan curah hujan yang rendah tetapi memiliki wilayah laut yang luas. Sehingga perlu dikembangkan program merubah air laut menjadi air tawar.

“ selain itu kita dapat memperbaiki water management system di seluruh NTT baik untuk kebutuhan air bagi rakyat maupun irigasi pertanian dan suplay air untuk peternakan dan industri-industri lain akan dibangun. Semua program pembangunan ekonomi ini tujuannya untuk meningkatkan Index pembangunan Manusia (IPM) NTT,” jelas Daniel.

Daniel menjelaskan lebih lanjut SWRO projek tak hanya memberi manfaat secara ekonomis bagi masyarakat tetapi juga akan memberi perluasan lapangan kerja yang baru bagi masyarakat NTT.

“Kalau ada lapangan kerja baru, maka jumlah warga NTT yang menjadi TKI/TKW ke luar negeri pun bisa ditekan. “Pembangunan di Kupang selama ini meningkat, namun tingkat kemiskinan juga meningkat. Itu disebabkan pembangunan tidak menyentuh ke kalangan bawah,” kata Daniel.(SP/AVT)

Berita Terkait

Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Miris, Kadis Perikanan Undang Rapat Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Hanya Lewat WhatsApp
Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Minta Melki Lakalena Jangan Bikin Susah Sesama Ana Oeba 
Berita ini 0 kali dibaca