Disindir Soal Usia, Medah Mengaku Masih Energik

Medah  ketika berenang sambil melihat budidaya rumput laut dipantai tablolong
Medah ketika berenang sambil melihat budidaya rumput laut dipantai tablolong

Kupang, Savanaparadise.com,- Nama Ibrahim Agustinus Medah bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur adalah sosok politisi yang tidak pernah patah arang. Terhitung sudah dua kali ia gagal terpilih sebagai Gubernur NTT namun tak membuatnya patah arang untuk bertarung dan merebut kursi Gubernur NTT.

Diusianya yang semakin senja, Medah kelahiran Bilba, Rote Ndao, tanggal 08 Juni 1947 ini semakin menjadi-jadi. Di partai Golkar, Medah kembali didaulat sebagai Ketua DPD Golkar NTT. Ini merupakan yang ketiga kalinya Medah menjabat sebagai Ketua Golkar sejak tahun 2004 yang lalu. Kini Medah yang menjadi Anggota DPD RI ini, kembali diberikan penugasan untuk bertarung dilaga politik sebagai calon Gubernur NTT pada tahun 2018 mendatang.

Bacaan Lainnya

Niat Medah ini mendapat sindiran dari sebagian masyarakat NTT karena dianggap sudah sudah tidak layak lagi dari sisi usia. Medah disarankan untuk pension dari dunia politik.

Namun bagi Medah, faktor usia bukan menjadi penghalang untuk bertarung di Pilgub NTT. Usia bagi Medah sangat relative dan tidak perlu untuk diperdebatkan dalam pilgub. Menurutnya soal usia itu tidak hanya soal fisik semata namun juga soal mental serta intelektual.

Dijelaskannya ada orang yang sudah berusia 50 tahun misalnya, kondisi fisiknya sudah tidak memadai lagi. Bisa saja Kondisi fisiknya baik tapi kondisi mentalnya sudah tidak menunjang. Terkadang fisiknya masih tampak kuat tapi kondisi intelektualnya tidak mendukung.

“Saya menyadari usia saya sudah 69 tahun apakah masih mampu atau tidak?. Untuk itu saya mengujinya terus menerus. Pertama-tama teman-teman harus melihat aktivitas saya di lapangan. Teman-teman harus menguji aktivitas saya dilapangan. Apakah mengalami penurunan tidak?. Bahkan kemarin ketika ketua umum (Setya Novanto-red) mau berkunjung, saya 1 x 24 jam tidak tidur untuk mempersiapkannya. Itu pun tidak mengganggu apa-apa,” jelasnya dengan mimik serius.

Dari aspek fisik Medah mengaku tidak mengalami penurunan dibanding dengan sebelumnya. Dari sisi intelektual Medah juga mengaku tidak mengalami penurunan karena sudah dalam berbagai momentum dia tidak perlu mempersiapkan konsep bilamana diminta untuk berbicara soal visi dan misi.

salah satu akktivitas Medah dikebun ubi ungu
salah satu akktivitas Medah dikebun ubi ungu

“Jadi sebenarnya saya belum mengalami kemunduran apa-apa dari sisi fisik dan intelektual dan mental. Karena saya menyadari tidak mungkin membuang waktu dan kesempatan untuk maju dalam Pilgub. Saya juga tidak mau mengecewakan masyarakat kalau tidak terpilih jadi Gubernur NTT dengan kondisi fisik yang tidak mengecewakan,” kata Medah.

Sindiran soal usia baginya merupakan hal yang lumrah dalam dunia politik yang penuh dengan sikut-menyikut. Namun kekalahan dalam Pilgub baginya bukan karena dirinya yang lemah tapi karena factor X. Namun, Medah juga tidak mau merincikan factor X itu apa kepada wartawan.

“Saya menyadari banyak orang yang menilai saya dari faktor usia. Ada yang menilai sudah pernah kalah dua kali. Tapi saya mengatakan kalau saya kalah dua kali itu karena bukan saya yang lemah tapi karena ada faktor X itu. Jadi dua kali itu yang menyebabkan saya tidak menang dalam Pilgub. Faktor X itu apa, saya kira banyak orang sudah tahu,” katanya.

Medah menjelaskan Golkar mendorongnya maju pada Pilgub 2018 itu merupakan penugasan partai yang harus diterimanya. Dia menerima penugasan itu karena faktor X tersebut sudah tidak ada lagi dalam periode ketiga menjadi ketua DPD Golkar NTT.

“Tidak eloklah kalau saya memberitahu apa itu faktor X. Hal-hal yang menyebabkan saya kalah itu saya melihat pada Musda kali ini, faktor X tersebut sudah tidak ada lagi, makanya saya memutuskan untuk maju lagi dan akan menang. Karena tidak ada lagi hambatan-hambatan seperti pada pilkada yang lalu,” jelasnya.

Medah mengungkap alasannya untuk maju dalam Pilgub karena ingin menjawab persoalan-persoalan masyarakat NTT yang belum terpenuhi.

“Persoalan mendasar di NTT adalah kemiskinan. Kemiskinan itu letaknya disektor dimana, NTT itu penduduknya 80 persen lebih dari pertanian. Kalau ada kemiskinan, persoalan apa dari sektor pertanian itu. Berarti harus ada yang perlu dibenahi dala sector pertanian,” katanya.

Medah berjanji jika terpilih sebagai Gubernur NTT akan memberi prioritas pada sector pertanian. Disektor pertanian Medah akan mengusahakan ketersedian air, teknologi pertanian, pendampingan petani, dan ketersedian pasar.(DA/SP)

Pos terkait