Dinilai Lecehkan Budaya Sumba, Ansor Di Semprot Pemilik Sanggar Di Waingapu

- Jurnalis

Minggu, 9 Februari 2014 - 15:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Waingapu, Savanaparadise.com,- Kunjungan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie (ARB) ke empat Kabupaten di Pulau Sumba selama dua hari (04-05/02) memang sudah berakhir. Namun kunjungan ARB tersebut masih menyisahkan cerita miring. Kunjungan yang mestinya mengesankan ini tercoreng akibat ketidak tahuan soal adat istiadat setempat oleh seorang pengurus Teras DPD I Golkar NTT, Muhamad Ansor.

Awalnya kunjungan ARB yang ditemani isterinya, Tatty Murnitriati Bakrie,dan menantunya, Nia Ramadhani ke sanggar tenun Kaburu, Kallu, yang disambut sukacita dan antusias warga ternyata juga diwarnai dengan suasana yang sedikit memanas.

Baca Juga :  Jelang Pilkada 9 Kabupaten, Melki Minta Jaga Suasana Kamtibmas

Pasalnya sempat terjadi adu argumen yang dipicu kekesalan Diki Takanjanji alias Ama Tukang, pemilik rumah yang menjadi lokasi sanggar pada sikap Muhamad Ansor, selaku anggota team Setyo Novanto (dilihat dari seragamnya, -red).

Ama Tukang dengan nada keras menyatakan pada Ansor, yang beraktifitas layaknya protokol pejabat eksekutif untuk tidak menyepelekan tatacara dan adat istiadat orang Sumba, khususnya warga di Kampung Kaburu, Kallu.

Ama Tukang nampak sangat kesal dan tidak terima pernyataan Ansor yang mempersilakan ARB dan rombongan untuk langsung meninjau aktifitas tenun ikat di sanggar itu.

“Tidak bisa begitu, mana baru sampai langsung lihat aktifitas tenun, duduk dulu, kan ada kursi yang disiapkan. Kami sajikan dulu sirih pinang, jangan main-main dengan adat kami, kalau saya tahu kayak begini, buat apa saya terima, saya tidak mau,” tandas Ama Tukang kesal, pada Ansor.

Baca Juga :  Polisi Tangkap Belasan Aktivis Pembebasan Papua di Kupang

Ansor sempat berkelit, bahwa sudah diatur semua dan bisa disajikan sirih pinang setelah lihat-lihat aktifitas sanggar. Namun Ama Tukang ngotot, bahwa hal itu bukanlah budaya Sumba.

“Tolong hormati dan hargai kami dan budaya kami,” imbuhnya kesal.

Beruntung, suasana akhirnya mencair beberapa saat kemudian pasca Ama Tukang ditenangkan oleh Palulu P. Ndima, ketua DPD Partai Golkar Sumtim. Ama Tukang akhirnya bisa lega, karena ARB dan rombongan akhirnya lebih memilih duduk dan menerima sajian sirih pinang yang dihantar gemulai tarian gadis Sumba, berbalut songket pahikung dengan senyum tulusnya yang tak kalah manis dengan senyum yang tersaji dari bibir Nia Ramadhani.(Waingapu.com/SP)

Berita Terkait

Berjuang Tanpa Gedung Gereja, Umat Paulus Rasul Lamanepa Akhirnya Punya Kapela Berkat Simon Petrus Kamlasi
SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Berita ini 1 kali dibaca