Gagasan Gubernur Tentang Belajar di Rumah, Orang Tua di NTT Nilai Perkuat Hubungan Emosional Dengan Anak

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 07:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur NTT, Emanuel Melkiaded Laka Lena, Orang tua murid di NTT, Ibu Yuliana dan Agustina ( Foto: Istimewa)

Gubernur NTT, Emanuel Melkiaded Laka Lena, Orang tua murid di NTT, Ibu Yuliana dan Agustina ( Foto: Istimewa)

Kupang, Savanaparadise.com,- Gagasan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena tentang penerapan jam belajar anak di rumah mendapat respon positif dari sejumlah orang tua murid di berbagai daerah di NTT.

Gagasan Jam Belajar di Rumah Bersama merupakan salah satu inisiatif Gubernur Melki Laka Lena untuk memperkuat peran keluarga dalam pendidikan anak. Program ini direncanakan berlangsung setiap Senin hingga Jumat pukul 17.30–19.00, serta Minggu di jam yang sama.

Orang tua menilai  kebijakan tersebut semakin memperkuat hubungan emosional antara anak dan orang tua. Selain itu, orang tua juga menilai kebijakan tersebut sebagai langkah tepat demi memperkuat peran orang tua dalam meningkat literasi anak dan mengurangi kecanduan terhadap gadget dikalangan anak.

Salah satu Orang Tua Murid SD di Sumba Timur, Kecamatan Kambera, Agustina Hara Aji kepada media mengaku setuju dengan kebijakan yang diambil Gubernur Melki tentang pemberlakuan jam belajar di rumah.

Menurutnya, jam belajar tersebut justru sangat membantu orang tua dalam mendampingi anak untuk belajar membaca, menulis, serta mengulangi mata pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru di sekolah.

Apalagi kata Agustina di tengah perkembangan dunia teknologi yang demikian pesat kebanyakan anak-anak waktu nya dihabiskan main HP setelah pulang sekolah.

“Kalau ada jam belajar yang jelas, orang tua bisa arahkan mereka untuk membaca buku atau mengulang pelajaran. Ini bagus sekali karena bisa batasi waktu main Hape,” ujar Agustina saat dihubungi wartawan, Selasa, (15/10/2025).

Baca Juga :  Panlak RUMAHLAMA STPM Siap Sukseskan Pemilihan Badan Pengurus Baru Periode 2021-2022

Agustina mengatakan gagasan tersebut tidak hanya soal belajar melainkan juga lebih memperkuat hubungan emosional anak dan orang tua. Pendapat itu Agustina lontarkan dengan mengacu pada kesibukan orang tua bekerja sehingga lupa mendampingi anak belajar.

“ Kalau pemerintah sudah atur jam khusus seperti ini, kita bisa jadikan waktu itu sebagai momen bersama keluarga, makan, belajar, dan berdoa bersama keluarga, ” ujar dia.

Hal yang sama juga diungkap, Ibu Yuliana Bela dengan mengatakan kebijakan Gubernur Melki Laka Lena begitu relevan dengan tantangan zaman di mana anak-anak semakin sulit dari layar HP.

Menurutnya, anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan Tik Tok, YouTube, dan Instagram daripada buku. Seandainya tidak ada aturan belajar di rumah, tambah dia, akan semakin sulit mendorong anak-anak untuk belajar di rumah dan mengubah kebiasaan tersebut.

“Saya dukung penuh program ini karena karena bisa bantu anak-anak lebih fokus pada belajar dan lebih dekat diri dengan buku*, kata Ibu Yuliana.

Ibu Yuliana menyebut, langkah yang diambil Gubernur Melki ini memberi sinyal bahwa tanggung jawab pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah tetapi juga di rumah.

*Program ini dapat menumbuhkan budaya belajar dan membaca dalam keluarga, terutama di lingkungan perkotaan yang mulai kehilangan kebiasaan belajar bersama”, kata Ibu Yuliana.

Menurutnya dia, kebijakan ini bukan sekedar aturan tetapi ajakan moral untuk semua orang tua yang ada di NTT agar kembali peduli pada pendidikan anak karena program ini manakala dijalankan dengan baik pasti berdampak besar.

Baca Juga :  Gubernur VBL Ajak BPOM Bersinergi

“Apabila semua pihak kompak, sekolah gereja, dan keluarga pasti anak-anak NTT lebih rajin belajar dan mengurangi ketergantungan terhadap HP”, tandasnya.

Respon positif terhadap kebijakan jam belajar di rumah juga datang dari para orang tua murid di Kabupaten Ende. Salah satunya, Arifin Saidi, orang tua siswa SMP di Ende, Arifin menyatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak.

Arifin menuturkan, kebijakan Gubernur NTT menjadi cara agar orang tua turut memiliki tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan pengetahuan anak, Selain itu, kata dia, kebijakan ini tidak hanya sebagai bentuk tanggung jawab moral orang tua terhadap anak, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih efektif di rumah. Sebab orang tua adalah pihak yang paling memahami karakter anaknya.

“ Kalau semua urusan pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada sekolah atau guru belum tentu anak bisa menerima dengan baik ilmu yang diberikan. Maka jika waktu luang setelah pulang sekolah dimanfaatkan untuk mengulang kembali pelajaran bersama orang tua, hasilnya pasti lebih efektif”, tukasanya.

Orang tua murid yang ada di NTT berharap gagasan tentwng jam belajar di rumah perlu disosialisasikan secara baik hingga ke tingkat desa dan RT agar masyarakat memahami tujuan positif dari kebijakan ini dan butuh campur tangan dari semua pihak, baik sekolah maupun gereja dalam gerakan tersebut. (SP)

Berita Terkait

Rayakan 60 Tahun Sekolah, SMK Negeri I Ende Adakan Berbagai Event Hingga Konser Piche Kota
Bupati Badeoda Harap FREN Tetap Rajut Kerja Sama Ciptakan Generasi Tangguh dan Mandiri
Gubernur Melki Apresiasi Lima Sekolah di NTT Karena Berhasil Terapkan Konsep Sekolah Gratis
Program Quik Win Melki-Johni Buka Jalan Bagi Anak NTT ke Institusi Negara
Wakil Bupati Ende Sebut Pelatihan Beyond School Leadaer Jadi Ruang Belajar Bagi Para Kepala Sekolah
Siswa Gugus II di Detukeli Ende Ikuti Ujian Sumatif Akhir Semester Gunakan IT Chromebook
Gubernur Melki Ajak  Kampus di NTT Persiapkan Generasi Penerus Yang Kompeten
Hardiknas 2025, Bupati Ende Bacakan Amanat Mentri Dan Luncurkan Program Jam Belajar Masyarakat
Berita ini 17 kali dibaca