Jakarta, Savanaparadise.com,- Mendagri Gamawan Fauzi, sedang mengalami sikap labil dan cenderung disorientsi pasca peristiwa kontak telepon dari Ketum Golkar ARB, yang meminta tolong Mendagri memproses pelantikan paket MDT-DT. perubahan sikap Mendagri itu adalah pada saat ini Gamawan Fauzi sedang mencar-cari kesalahan Gubernur NTT terkait kepastian adanya jumlah korban meninggal dunia dan wacana untuk melantik paket MDT-DT sekalipun berkas usulan dari KPU SBD dan DPRD SBD belum dikirim oleh Gub NTT ke Mendgri.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus, dalam Rilisnya yang diterima Savanaparadise.com dari Jakarta , mengatakan Kita patut mempertanyakan apa urgensinya sehingga ARB dan Gamawan Fauzi memiliki nafsu syahwat politik yang berlebihan bahkan cenderung disorientasi untuk melantik paket MDT-DT dengan mengabaikan fakta-fakta hukum berupa adanya pemalsuan angka perolehan suara untuk memenangkan Golkar dan MDT-DT dalam pilkada SBD yang sudah terbukti secara hukum, sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Waikabubak pada tanggal 7 November 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap.
Menurutnya Sikap memaksakan diri untuk melantik paket MDT-DT yang kemenangannya diperoleh dengan cara mencuri suara paket Konco Ole Ate dinilai telah membunuh Demokrasi, membunuh Kedaulatan Rakyat dan membunuh rasa keadilan publik SBD secara perlahan tapi pasti. TPDI mensinyalir bahkan mengkhawatirkan pemaksaan kehendak yang dilakukan oleh ARB sebagai Ketum dan Capres Partai Golkar mengemis jasa baik Mendagri untuk tolong melantik MDT-DT semata-mata didasarkan kepada nafsu untuk memburu kekuasaan melalui pemilu legislatif 2014 guna merebutkan kursi bagi Caleg Golkar di dapil NTT II secara tidak fair.
“ Kita tahu bahkan semua orang juga tahu bahkan menjadi pengetahuan umum masyarakat Indonesia, bahwa SN adalah tokoh dan Caleg Golkar paling berpengaruh di NTT II tetapi juga sering disebut-sebut sebagai terkait dalam beberapa peristiwa dugaan korupsi maupun dlm beberapa peristiwa pilkada yang beroma suap. Karena itu jika hendak berbicara atas nama kepentingan NTT dalam jangka panjang “, ujarnya.
Dikatakanya demi memperjuangkan kepentingan NTT, maka TPDI meminta kepada Partai Golkar, ARB dan Setya Novanto agar sama-sama melihat persoalan NTT dan khususnya persoalan pilkada di SBD dari sudut hukum dan kedilan secara substantif dan tidak dari kepentingan pragmatis dan formalistik untuk memburu kekuasan.
Dijelaskannya lagi Jika saja pemaksaan kehendak secara tanpa malu-
malu oleh ARB melalui Telepon dihadapan publik SBD-NTT meminta jasa baik Mendagri melantik MDT-DT dalam kondisi dimana terdapat bukti hukum yang secara sah dan meyakinkan bahwa suara paket Konco Ole Ate telah dicuri oleh Ketua KPU SBD Yohanes Billy Kii dkk untuk memenangkan MDT-DT, maka dugaan sementara pihak bahwa kepentingan meraih suara sebanyak-banyaknya secara tidak sehat dalam pemilu legislatif 2014, ada yang menghalakan segala cara semakin memperlihatkan tanda-tanda kebenaran.(SP)