Atambua, Savanaparadise.com,- Ibarat tubuh agar dapat tahan terhadap berbagai penyakit, maka daya imunitas tubuh tersebut harus ditingkatkan. Salah satu diantaranya adalah melalui vaksinasi.Dalam perspektif sosial kemasyarakatan ada tig (3) penyakit sosial yang sangat besar dampak negatifnya yakni kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban. Oleh karena itu, pendidikan dapat menjadi vaksin sosial.
Demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L. Foenay, M.Si saat menjadi inspektur upacara (Irup) Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ke 105 di lapangan umum Atambua, Kabupaten Belu, Kamis (2/5).
Menurut Mendikbud, selain sebagai vaksin sosial, pendidikan juga merupakan elavator sosial untuk dapat meningkatkan status sosial. ”Kita memerlukan vaksin dan elavator sosial itu sehingga kita terhindar dari tiga penyakit tersebut dan sekaligus mampu meningkatkan status sosial,” tulis Mendikbud.
Tema peringatan Hardiknas tahun ini adalah : Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan. Tema ini sebut Mendikbud, merupakan cerminan dari jawaban terhadap tantangan seluruh masyarakat dalam menyiapkan generasi yang lebih baik. ”Layanan pendidikan haruslah dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua tanpa membedakan asal-usul, status ekonomi dan kewilayahan,” tandas Mendikbud.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, lanjut Mendikbud, tahun pelajaran 2013/2014 akan diterapkan kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara bertahap dan terbatas.
”Bertahap, berarti kurikulum tidak diterapkan di semua kelas di setiap jenjang tetapi hanya di kelas 1 dan kelas 4 untuk jenjang SD dan kelas 7 untuk SMP, serta kelas 10 untuk SMA dan SMK. Terbatas diartikan bahwa jumlah sekolah yang melaksanakannya disesuaikan dengan tingkat kesiapan sekolah,” jelas Mendikbud.
Dia menambahkan, kurikulum 2013 ini dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh. ”Hal ini penting dalam rangka antisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dan menyiapkan generasi emas 2045,” tandas Mendikbud.(VG/SP)