Jakarta, Savanaparadise.com,- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta TNI dan Polri untuk saling mengonfirmasi hasil temuan masing-masing tim dalam penyelidikan kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan di Sleman, Yogyakarta. Dalam kasus ini, Polri, TNI dan Komnas HAM menurunkan tim investigasi masing-masing.
“Tiga lembaga ini penting duduk bersama untuk saling menguatkan temuan yang ada, saling update, saling mengkonfirmasi,” kata Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila kepada VIVAnews, Senin malam, 8 April 2013.
Dari hasil investigasi tiga lembaga negara ini, Noor Laila mengatakan pasti ada beberapa perbedaan yang harus saling dikonfirmasi ke pihak lain. Salah satunya, terkait barang bukti dalam penyerangan Lapas Cebongan.
Meskipun TNI AD sendiri telah mengumumkan hasil investigasi awal yang menyebut pelaku penyerangan adalah 11 oknum prajurit Kopassus, kata Noor Laila lagi, “Tapi jumlah senjatanya berapa, proyektilnya berapa? Masih harus didalami. Kan ini baru pengakuan dari mereka (Kopassus).”
Oleh sebab itu, Komnas HAM masih terus melakukan penyelidikan. Dalam waktu dekat, mereka akan meminta keterangan dari beberapa pihak terkait insiden ini. “Hasil sementara belum bisa kami sampaikan, tapi secara umum kami sampaikan kepada pihak TNI bahwa ada temuan seperti ini, ada perbedaan,” paparnya.
Kesebelas oknum prajurit Kopassus itu mengaku menyerang Lapas Cebongan pada Sabtu 23 Maret lalu dan memberondong empat preman tahanan titipan Polda DIY. Mereka ditahan karena mengeroyok dan menganiaya Serka Heru Santosa, juga seorang prajurit Kopassus, secara sadistis hingga tewas. (kd/Vivanews/SP)