Site icon savanaparadise.com

Staf Ahli Kepresidenan Tinjau Desa Mandiri Anggur Merah

Kupang, Savanaparadise.com,- Dalam waktu dekat, staf ahli kepresidenan akan hadir di NTT untuk meninjau dari dekat program Desa Mandiri Anggur Merah yang pelaksanaannya memasuki tahun ketiga. Program ini mendapat simpati langsung dari pemerintah pusat, karena pola ini dinilai tepat untuk pemberdayaan dan percepatan pengentasan kemiskinan.

Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Salem,M.Si beberapa waktu lalu di ruang kerjanya mengatakan, Program Desa Mandiri Anggur Merah telah direspon di mana-mana baik oleh masyarakat, pemerintah dan juga lembaga pendonor dunia. Hal ini karena progran Desa Mandiri Anggur memiliki kekhasan sendiri di mana pemerintah telah memberi kepercayaan penuh kepada masyarakat untuk mengolah sendiri dana Rp 250 juta yang merupakan hibah dari pemerintah provinsi NTT tersebut.

Menurut Sekda yang juga ketua tim supervisi Anggur Merah, dana ini di gunakan untuk membiayai usaha ekonomi produkif masyarakat di desa-desa melalui pendampingan. Usaha yang dijalankan itu disesuaikan dengan karakteristik dan keunggulan lokal tanpa harus diintervensi oleh pendamping atau pemerintahah desa.

Pendamping hanya bersifat mengarahkan, memberikan masukan tetapi tidak boleh mengintervensi. Mereka hanya memandu masyarakat untuk menemukan usaha yang tepat sesuai dengan kondisi lokal. Pola ini akhirnya mendapat respon yang sangat positip dari pemerintah pusat dan dalam waktu dekat staf ahli kepresidenan akan turun dan meninjau langsung progran Desa Mandiri Anggur Merah.

Menurut mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi NTT ini, ada program pengentasan kemiskinan yang hampir mirip dengan Anggur Merah seperti PNPM Mandiri. Tetapi pada program PNPM, polanya adalah padat karya dimana masyarakat hanya dikasih upah. Dia hanya ikut menikmati hasilnya tetapi prosesnya tidak. Bahkan pada program PNPM, jasa pihak ketiga sering dipakai. Sehingga uangnya tidak dikelolah langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, kemungkinan Program terkait pengentasan kemiskinan polanya akan disesuaikan dengan program yang saat ini diterapkan pemerintah provinsi NTT.

Artinya uang langsung ke rakyat dan mereka diberi kepercayaan penuh untuk mengelolah uang tersebut dengan didampingi PKM yang tidak boleh intervensi.

Dilain pihak Sekda NTT mengakui bahwa secara keseluruhan masih ada satu dua lokasi yang belum sempurna, dan ini tidak bisa dihindari. Tetapi sebahgian besar sudah bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan pihak lain seperti pemerintah pusat dan Lembaga donor dunia sepeti AusAID menilai pola ini sangat bagus.

“AusAID sendiri telah melihat secara langsung konsep dan pola pelaksanaan program ini dilapangan kemudian memberi apresiasai, dan ini bukan rekayasa tetapi benar secara konseptual dan uji konsep dilapangan. Ini kondisi faktual yang apa adanya,” tandas Frans Salem.
Akibat program ini, Frans Salem mengakui bahwa saat ini pemerintah Provinsi NTT melalui Bappeda diminta ke mana-mana untuk shering tentang progran Desa Mandiri Anggur Merah.

“ Pak Wayan (Kepala Bappeda) diminta sering pengalaman ditempat lain. Karena menurut banyak pihak, ini adalah Pola yang tepat untuk pemberdayaan dan percepatan penanggulangan kemiskinan,” tandasnya.
Ia menambahkan, sebenarnya ada juga dana hibah yang lain tetapi uangnya tidak berputar.

Beda dengan hibah yang diberikan pada Desa Mandiri Anggur Merah. hibah yang bertanggungjawab. Uang itu dipakai kemudian bergulir dimasyarakat. Gulirannya dimaksud tidak hanya satu kali lalu selesai tetapi bisa berputar beberapa kali. Kadang-kadang salah dimengerti seolah-olah satu kali bergulir dan selesai, tetapi seharusnya uang itu bisa bergulir sebagai modal secara berulang-ulang kali sehingga membuat orang bisa keluar dari kemiskinan. Karena itu pendampingnya harus ada di desa itu selama tiga tahun.

Hal lain dari program ini adalah, pemerintah provinsi NTT tidak hanya memberikan dana dana Rp 250 juta kepada Desa Mandiri Anggur Merah, tetapi program lain dari setiap SKPD yang bersentuhan dengan aktivitas rakyat di desa diintegrasikan dengan program Desa Mandiri Anggur Merah.

Semuanya dikonsentrasikan di desa yang menerima Anggur Merah. Biar ada konektivitasnya dan saling menguatkan. Misalnya kalau ada beasiswa untuk anak miskin, perpustakaan, bantuan perumahan, itu dikasih masuk ke Desa Anggur Merah.

Sehingga tercipta satu kekuatan besar untuk menggempur desa itu, biar masalahnya cepat diselesaikan. Inilah arahan dari Gubernur Frans Lebu Raya termasuk meminta setiap SKPD untuk mempunyai satu desa binaan, agar kepala dinas dan anak buahnya bisa turun ke desa-desa (Ray/Elas)

Exit mobile version