Site icon savanaparadise.com

Roy, Seorang Penyandang Disabilitas di Ende, 6 Tahun Tekuni Usaha Sol Sepatu Demi Menyambung Hidupnya

Marsib El Roy (30), Seorang Penyandang Disabilitas Yang Tekuni Usahanya Sebagai Tukang Sol Sepatu (Foto: Chen Rasi/Savanaparadise.com)

Ende, Savanaparadise.com,- Demi menyambung hidupnya, salah seorang penyandang disabilitas di Ende, Marsib El Roy (30), demikian nama lengkapnya, menekuni usahanya sebagai tukang sol sepatu.

Pria yang akrab disapa Roy ini, tinggal bersama kedua Orang Tuanya di Jalan Marilonga, Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.

Walaupun cacat sejak lahir, tidak memupuskan semangat Roy untuk hidup berdikari seperti teman-teman sebayanya yang memiliki kondisi tubuh normal.

Ia tidak pernah berputus asa ataupun mengelu dengan kondisi yang dialaminya. Dirinya tetap fokus  pada pekerjaannya sebagai tukang sol sepatu demi membiayai hidupnya sendiri.

“Saya kerja sebagai tukang sol sepatu dari tahun 2015 ka’e (Kakak-red). Biasa buat kebutuhan sehari-hari”, tutur Roy saat diwawancara oleh Savanaparadise.com, Senin (22/11/21).

Ternyata pekerjaan sebagai tukang sol sepatu sudah ditekuni Roy sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Usaha ini merupakan satu-satunya yang Ia punyai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membantu ekonomi keluarganya.

Selain itu, dari hasil usahanya menjual jasa lewat sol sepatu, Roy juga menyimpannya untuk membeli kembali peralatan sol sepatu, bila-bila persediannya sudah habis.

Roy merupakan sosok pria yang terkenal ulet dan memiliki konsisten dalam bekerja. Tidak pernah sedikitpun keluar dari bibirnya mengelu karena capai.

Sejak memiliki usahanya sol sepatu, Roy tak pernah berdiam diri di rumah. Seharian, Roy selalu disibukan dengan aktifitas melayani langganan ataupun orang yang meminta jasanya untuk sol sepatu.

” Saya biasanya berangkat pagi dari rumah, terkadang sampai sore dulu baru pulang rumah. Tapi kalau lagi sepi biasanya siang sekitar jam 13.00 sudah di rumah”, kata Roy.

Roy memgakui, usaha sol sepatu yang Ia tekuni selama ini bertempat di jalan banteng. Dari tempat kediamannya ke tempat kerjanya, jaraknya tidak terlampau jauh.

Biasanya sekitar pukul 09.00, Pagi, dirinya sudah berada ditempat yang biasa dirinya tongkrong.

Senyum selalu terpancar di wajahnya ketika melayani para pelanggan dan orang yang meminta jasanya untuk sol sepatu kepunyaan mereka.

Selama dalam menjalankan usahanya, belum ada kendala yang ia hadapi. Walaupun ia harus berhadapan dengan sedemikian banyak pelanggannya yang memiliki karakter yang berbeda.

“Mereka itu, kalau datang, biasanya ngobrol dulu. Tanya-tanya ke saya, berapa harga satu pasang sepatu kalau di jahit. Cuman itu saja”, ungkap Roy.

Sebelum para pelanggan ataupun orang yang meminta jasanya datang, Roy selalu menyibukan dengan menjahit beberapa sapatu milik tetatangganya yang belum Ia jahit.

Dirinya juga mengakui penghasilan yang didapatnya perhari terkadang tak menentu. Kalau sedang ramai biasanya satu hari dirinya bisa dapat 6 sampai 7 pasang sepatu.

“Seandainya lagi ramai, saya bisa dapat uang Rp. 200.000/hari. Tapi apabila lagi sepi, dapatnya Rp. 50.000/hari. Saya sangat bersyukur itu”, ucapnya.

Untuk satu pasang sepatu, biasanya ongkos kerjanya sebesar Rp. 30.000.

Begitulah tugas pokok yang dilakoni Roy setiap harinya. Ia rela pergi pagi pulang petang demi menyambung hidupnya, tidak menggantungkan hidupnya kepada orang tuanya.
Saat ini, masuk dalam Perkumpulan Penyandang Disabilitas Keuskupan Agung Ende (PPDKAE). Dari situ, kata dia, Ia bisa mendengarkan kisah sukses dari teman disabilitas lainnya.
Sehingga itulah yang selalu menginspirasi Roy dan memacu semangatnya untuk tidak berputus asa dan terus berjuang.
Penulis: Chen Rasi
Exit mobile version