Mbay Savanaparadise.com,-
Ketua Penyelenggara pelatihan wasit yang sekaligus Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupten Nagekeo, Kristoforus Aja,SH dalam laporan panitia yang dibacakan oleh Sekretaris Dinas Stefanus Tipa, S.IP mengatakan bahwa pelatihan wasit sepak bola lisensi c-3 nasional dilakukan untuk meningkatkan kualitas para wasit didaerah, sebagai lisensi tingkat dasar yg digunakan untuk memimpin pertandingan ditingkat daerah kabupaten/ kota.
Setelah memiliki lisensi C3, wasit harus mengambil kursus C2 ( tingkat provinsi) yang hanya boleh diselenggarakan oleh PSSI Tingkat Provinsi.
Wasit yang lulus dan memegang lisensi C2 berhak memimpin pertandingan sepk bola di tingkat provinsi, seperti Porprov, Popda, porda, atau turnamen resmi di tingkat provinsi.
Dari lisensi C2 wasit yg ingin melanjutkan jenjang karier di tingkat nasional wajib mengambil lisensi C1 yang hanya diselenggarakan oleh PSSI pusat.
Kabupaten Nagekeo belum banyak miliki wasit yg berlisensi C-3.
Sampai dengan keadaan terakhir tahun 2021 tercatat wasit yang mengantongi lisensi C2 sebanyak 4 orang, lisensi C3 sebanyak 5 orang.
Karena itu, penting untuk dilakukan pelatihan wasit karena lisensi C3 merupakan lisensi dasar sebelum melangkah ke lisensi C-2 dan C-1.
Dikatakan tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wasit, Menghasilkan wasit yang profesional di bidangnya, Menjalin persatuan dan kesatuan serta persahabatan antar sesama wasit, Menjaring wasit wasit untuk memimpin pertandingan level kota / kabupaten.
Kegiatan dilaksanakan selama 7 hari sejak tanggal 23 Mei s.d 29 Mei 2021 dengan dua tempat pelaksanaan yakni teori bertempat di Hotel Sinar Kasih dan praktek di Lapangan Berdikari Danga.
Peserta kegiatan adalah utusan dari 7 kecamatan yang telah direkomendasikan oleh ASKAB PSSI Kabupaten Nagekeo melalui seleksi dengan jumlah peserta seluruhnya sebanyak 21 orang.
Selalin itu Plt.ASKAB Kabupaten Nagekeo, Kanisius Laking dalam sambutan singkatnya menyampaikan terima kasih kepada Bupati dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo atas perhatian dan dukungan terhadap ASKAB Nagekeo.
Ia juga membeberkan bahwa tahun ini akan diselenggarakan kongres biasa ASKAB dengan tujuan untuk pemilihan pengurus definitif ASKAB Kabupaten Nagekeo.
” saya sudah dua kali bertemu dengan bapak bupati. beliau sangat mendukung kegiatan ini bahkan beliau menyarankan sebelum kongres dilakukan pertemuan dengan semua club yang ada di Kabupaten Nagekeo”. Ujarnya
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco
Dalam sambutannya menyampaikan Hari ini ada 2 agenda yang disajikan.
Pertama, disajikan lebih dahulu atraksi pencak silat dan juga kepada saya disampaikan prestasi yang sudah pernah diraih, saat even provinsi di Ende.
IPSI masuk Nagekeo tahun 2014 dan sudah ada prestasi yang membanggakan bahkan ada atlet yang sudah belajar dari kelas 3 SD.
Demikian pula, dengan sepakbola yang sudah turun temurun. Tapi kita belum pernah berprestasi.
Sejak masih bergabung dengan Ngada, kita masih membawa nama kita, setelah kita masuk Nagekeo kita hanya menang di bhea sa saja, ungkapnya.
Ditangan kita sekarang ini kita harus membangun fondasi sepak bola agar dalam beberapa tahun kedepan kita bisa bicara pada level provinsi dan itu bukan hal yang mudah.
Karena yang pertama, dari materi, manusianya saja kita tidak siap.
Pertama kamu harus sadari para pelatih. Beberapa bulan lalu ada forum pelatihan bagi pelatih.
Kita berbeda dengan saudara tua kita ini orang Bajawa. Di sana culture menempatkan wanita, ibu itu menguasai sumber daya utama dalam rumah tangga. Culture ibu memegang otoritas dalam mengelola sumber daya dalam rumah tangga sehingga seorang ibu yang dipikirkan pertama adalah anaknya, nomor dua suaminya nomor tiga baru dirinya sendiri.
Oleh karena itu, tidak heran kalau lelaki Ngada atau anak- anak Ngada selalu tampil dalam sport jauh lebih baik dari kita. Sepak bola mereka ada,
Kita membangun fasilitas olahraga. Kita membuat turnamen tapi kita menonton Bajawa lawan Bajawa. Yang kita bangun lebih dari separuh bahkan 3/4 nya pemainnya adalah orang Bajawa mulai dari Aeramo FC dan lainnya yang kita bon.
Kita harus mulai membangun dari awal dan fondasi dalam segala bidang dan untuk sepak bola kita mulai dari fasilitas level desa. Hampir semua desa induk sebelum pemekaran punya lapangan bola.
Saya minta kadis Pemuda dan Olahraga perhatikan itu. Pertama perhatikan fasilitas.
Kata Bupati, bisa kerjasama dengan PMD P3A yang mengurus desa, supaya alokasi dana desa bisa dialokasi untuk membenahi lapangan sepak bola yang ada pada hampir semua desa – desa induk sebelum pemekaran.
Kedua membangun club-club sesuai dengan usia. Jelas Bupati, sepak bola dimulai dari awal usia 8-9 tahun. Kita mulai dari awal sehingga kita pada RKPD induk 2024 sudah bisa kita siapkan untuk mengikuti turnamen ETMC Eltari Memorial Cup. Sekarang ini lebih baik kita memilih tidak hadir bayar denda daripada duit itu habis, yang main sedikit, yang ikut tidak main lebih banyak dan kita tidak dapat apa- apa. Hanya banyak bheanya saja, hasilnya tidak ada.
Jadi kita mulai dari dasar.
Hari ini distribusi calon wasit memang masih pincang terbanyak di kecamatan Aesesa. Sementara lainnya masih sedikit mudah-mudahan dimasa yang akan datang ini tambah.
Ini perlu mendapat perhatian dari dinas Pemuda dan Olahraga sebagai fasilitator kita. Fungsi kita memastikan semua organisasi betul – betul mengelola sepakbola dengan baik.
Kalau turnamen menurut usia ini kita jalankan dengan teratur itu kita boleh bermimpi 2000 berapa lah kita sudah bisa berbicara pada level ETMC. Minimal perempat final. Baru penyisihan kita sudah pulang, 16 besar kita megap- megap.
Ini butuh persiapan jauh hari. Talenta itu ada tinggal kita menggali, dan menggali itu dengan perbanyak club, harus ada lagi pelatihan untuk pelatih. Bila perlu disetiap desa ada pelatih. Nah, itu baru kita bisa membangun fondasi sepakbola yang baik.
Kita bisa merujuk kembali jumlah desa sebelum pemekaran, lokasi dimana ada lapangan sepakbola disitu harus ada club, jadi jumlah club’ harus sebanyak itu.
Sampai sekarang belum sampai 50 dan itu juga belum urus aktenya, harus urus aktenya, juga organisasinya kita benahi, turnamen kita hidupkan.
Di turnamen itu nanti rakyat mencintai, karena ini olahraga rakyat. Kita fasilitasi dengan baik sehingga ini menjadi permainan yang selain menghibur tapi nanti juga melahirkan atlet yang berprestasi.
Terimakasih kepada pelatih nasional yang sudah mengalokasikan waktu buat kami. Menyebut nama Nagekeo banyak yang salah pa kami disana.. Ada yang sebut Nagakeo, Nagakeo..memang pantas kalau nggak di ingat. Mudah mudahan sepulang pak Heru ,Pak Pras dari sini, nama kami juga mulai dikenal di komisi perwasitan di level nasional.
Kedepan mohon bimbingannya dalam pelatihan ini dan kepada peserta 21 orang mudah mudahan dari mereka ada yang bisa ke C-2 dan bisa ke C-1.
Dinas Pemuda dan Olahraga perhatikan cabang cabang olah raga yang bisa memberi nama buat kita.
Pencak silat saya lihat sudah ada bakat bakat lebih baik duitnya kasih ke mereka saja. Selain itu juga ada kempo, takewondo, tarung derajat yang sudah membawa nama kita.
Bangun dulu fondasi kita, ujar Bupati Don mengakhiri sambutannya.
Hadir pada kesempatan tersebut Kadis Pemuda dan Olahraga Kristoforus Aja, SH bersama jajaran, Plt Ketua Askab Nagekeo Kanisius Laking, Sekretaris Koni Nagekeo, Gaspar Taka, S.Pd, lnstruktur Nasional Drs. H.Heru Sugiri ( instruktur teknik), Prasetyo Hadi W ( instruktur kebugaran), Asisten Instruktur dari ASKAB PSSI Kabupaten Nagekeo Petrus Claver Mbulu.
Narasumber Drs.Lambertus Ara Tukan, MM, (Sekretaris ASPROV PSSI NTT)
Penulis: Fardin Bay
Editor: Chen Rasi