Ende, Savanaparadise.com,- Sejauh ini Kabupaten Ende baru berhasil membangun 4 dapur umum Makan Bergizi Gratis di 4 Kecamatan berbeda yakni, Kecamatan Ndona, Kecamatan Ende Utara, Kecamatan Ende Tengah, Kecamatan Ende Timur.
Kendati sudah memiliki 4 Satuan Pelayanan Pemenuham Gizi (SPPG), namun hal tersebut masih jauh dari target yang ditentukan. Pasalnya,, tahun ini yang harus dibangun SPPG di Kabupaten Ende adalah sebanyak 28 SPPG.
Melkianus Guka, Koordinator SPPG Kecamatan Ende Timur, ketika dikonfirmasi media pada, 1 September 2025 menuturkan, hambatan utama sehingga Kabupaten Ende baru diresmikan 4 SPPG adalah karena kesiapan mitra mandiri.
Menurut Melki Guka, Badan Gizi Nasional (BGN) sifatnya hanya menyewa sedangkan menyangkut dengan pemberian MBG akan dilakukan oleh mitra mandiri, di mana berdasarkan skema yang digunakan adalah Yayasan.
“Hambatannya sehingga sejauh ini baru 4 SPPG adalah kesiapan mitra. Karena percepatan itu, skemanya mitra mandiri. Na, kan ada skema mitra mandiri yang adalah Yayasan karena BGN hanya menyewa Karena BGN saat ini belum membangun dapur. Anggaran yang ada itu lebih maksimalkan untuk pelayanan MBG”, kata Melki Guka usai peresmian SPPG di Ende Timur.
Melki juga menuturkan, saat ini Kementrian PU sedang menyiapkan lahan dalam percepatan. Menirutnya akhir Oktober sudah dieksekusi.
“Tentu nantinya akan sesuai standar, dilahan yang kosong, seperti di Nangapanda, Wewaria, dan Ende. Kita sedang lakukan koordinasi untuk percepatan itu. Saat ini mitra-mitra mandiri melalui yayayan itu sedang koordinasi untuk percepatan wilayah 3T”, timpal Melki.
Selanjutnya Melki mengungkapkan berdasarkan data yang dimiliki, target pendirian SPPG tahun ini sevanyak 28 SPPG dan dari data yang dihimpun pihaknya sejauh ini baru 4 SPPG yang sudah diresmikan
“Target yang dilakukan setahun ini ada 28 SPPG. Sejauh ini ada 4 SPPG, Nanti ditambah 1 lagi di yayasan Walisanga Flores yang nanti nya beroperasi paling cepat tanggal 8”, ungkap dia.
Meskipun ia tidak menyebut secara detail berapa besaran anggaran yang dibutuhkan dalam satu SPPG, namun menurut dia jumlah anggaran yang dibutuh dalam satu SPPG besarannya bervariatif.
“yang jelas bahwa berdasarkan informasi yang sudah kita ketahui, satu porsi itu Rp.15.000. Tetapi ada pembagian, untuk bahan baku, biaya operasional, dan biaya sewa. Sudah di pos kan masing-masing. masuk dalam RAB Proposal yang diajukan oleh setiap yayasan”, terang Melki
“Nanti berdasarkan jumlah penerima manfaat, kalau misalnya jumlah pemerima manfaat 1000, jadi disesuaikan dengan jumlah kebutuhan itu. tetap ahli gizi akan menghitung angka kecukupan gizi. Karena dari angka kecukupan gizi dia akan tahu jumlah kebutuhan bahan bakunya. berapa, berapa kilogram beras berapa yang dibutuhkan. Kalau seandainya 1000 berarti dalam seminggu itu dibutuhkan beras sebanyak 400 kg”, beber dia.
Melki juga merincikan, dari semua SPPG yang sudah beroperasi di wilayah Kabupaten Ende total secara keseluruhan penerima manfaat sebanyak 8000 an PM. Dari 8000 itu, kata dia, sudah termasuk pelayanan untuk Ibu hamil, Ibu menyusui, dan bayi balita.
“Dua SPPG yang sudah berperasi lama ini, SPPG Ndona dan SPPG Ende Utara, itu sudah melayani ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi balita. Di setiap Posyiandu. Nanti kerja samanya dengan BKKBN. Kader-kader Posyandu, mereka yang memastikan keamanan MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi balita. BGN juga menyiapkan insetif bagi kader Posyiandu tersebut”, tutur Melki.
Melki juga menyebut terkait penyerapan tenaga kerja selama beroperasi MBG di Kabupaten Ende. Dari data yang disampaikan Melki, setiap SPPG memperkerjakan 47 pekerja sehingga apabila diakumukasi dari 4 SPPG yang ada akan menyedot tenaga kerja 188 orang.
“Untuk penyerapan tenaga kerja sebanyak 47untuk 1 SPPG dan total secara keseluruhan dari 4 SPPG tenaga kerja yang terserap sebanyak 188 orang”, ungkapnya. (Mateus Bheri/CR)