Waiwerang, Savanaparadise.com,- Relawan DKR Adonara Timur dan Dompet Dhuafa tetap buka dapur umum bagi korban banjir bandang di Waiwerang walaupun mereka belum menerima bantuan dari Pemerintah. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Relawan DKR Adonara Timur, Muhamad Sole. Pasca banjir bandang, Relawan DKR Adonara Timur bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dan warga masyarakat terus melakukan evakuasi terhadap korban.
“Para relawan yang tergabung dalam relawan DKR Adonara Timur dan Dompet Dhuafa membuka titik posko yang menjadi konsentrasi penanggulangan bencana yakni Man waiwerang 155 jiwa, Pondok Wahidyah 20 Jiwa, Kantor Desa Lamahala 30 Jiwa SD Impres Waiwerang 76 Jiwa dan Kos-Kosa yang dijadikan posko 30 orang sedangkan jumlah Balita 20 ibu hamil 2”, kata koordinator DKR yang akrab di sapa Bung Pio kepada SP, Senin, (5/4/21).
Bahwasanya, kata Pio DKR Adonara Timur sudah mulai membuka dapur umum dan mulai menyiapkan makan malam untuk Warga yang mengungsi di posko.
“Kami mendapatkan logistik dan kebutuan lainya dari warga masyarakat Desa Lamahala dan juga Dompet Dhuafa”, tutur Pio
Sedangkan, tegas dia Pemerintah sampai saat ini belum memberikan bantuan.
Sementara itu Muhidur Rahman Dai Dompet Dhuafa ketika di temui media di posko mengatakan bahwa Dompet Dhuafa mendonasikan logistik kepada DKR berupa penyedian air mineral, kopi teh dan air hangat serta cemilan. Dompet Dhuafa terus bergerak merespon banjir di Waiwerang Kecamatan Adonara Timur.
Selain dari Dompet Duhafa, Hilarius Salah satu korban banjir bandang yang beralamat di kelurahan Waiwerang Kota warga RT.19 /RW. 08 lingkungan Riang Muko ketika diwawancarai mengatakan bahwa mereka sangat berterimakasih kepada DKR Adonara Timur dan Dompet Dhuafa serta Masyarakat yang sudah dua hari membantu dan melayani mereka di posko Man Waiwerang.
“Semoga amal dan kebaikan teman-teman selau diberi rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa”, ujarnya
Ia juga menuturkan bawah kami sangat berharap kepada pemerintah untuk memberikan respon kepada korban banjir bandang.
“Kami sangat membutuhkan pakian baju dan celana perlengkapan mandi, obat-obaobat-obatan, kebutuhan anak dan logistik berupa bahan makanan, kami sangat membutukan karena kami hidup dari nol rumah dan harta beda kami sudah tidak ada lagi”, pintanya
Sementara itu korban lainnya Bapak Johan juga berharap pemerintah segera merespon cepat dan tanggap dengan bencana banjir bandang karena sudah hari kedua ini belum ada tanda-tanda angin segar dari pemerintah.
Bahkan dirinya mengaku akibat fasilitas yang serba terbatas membuat para pengungsi mulai mengalami masalah kesehatan.
“Ada beberapa pengungsi sudah sakit-sakitan yang menyebabkan dia harus di rawat khusus”, tutup Johan.
Pantauan media nampak di posko Man Waiwerang warga bayak yang tidak memiliki masker padahal masih dalam keadan Pandemi.
Penulis: Pangke Lelangwayan