Kupang, Savanaparadise.com,- Sekelompok Veteran yang menamakan dirinya Tim 10 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTT, menyebutkan ada ribuan veteran palsu yang tersebar di NTT. Veteran palsu tersebut direkrut oleh calo-calo yang bergerak diluar ketentuan Kementerian Pertahanan RI.
Stefanus D. Nahak salah satu veteran bersama Peltu TNI AD (purn) Mariono dan Agustinus Bere mengatakan hal itu ketika mendatangi Press room wartawan, Senin, 25 Juli 2016 di kompleks DPRD NTT.
Stefanus mengatakan di kabupaten Belu, Veteran palsu direkrut oleh calo bernama Stefanus Atok Bau. Stefanus merekrut veteran palsu dengan modus memungut sejumlah biaya kepada masyarakat setempat yang ingin menjad veteran.
“ perekrutan veteran palsu itu itu dilakukan oleh calo-calo dengan “komandannya” Stefanus Atok Bau yang bermarkas di Km 16 Atambua,” jelasnya.
Dia mengatakan proses perekrutan yang menyalahi ketentuan itu justru mendapat kartu veteran tanpa melalui hirarkis organisasi yang baku.
“ Kami temukan banyak sekali bukti. Terakhir sebanyak 17 calon veteran yang sedang memerooses keanggotaan mereka dan dokumen hendak diantar ke Kantor Administrasi Veteran dan Cadangan untuk bertemu Mayor Maria selaku kepala kantor tersebut,” katanya.
Mariono mengatakan ada bukti dari seorang korban yang telah membuat surat pernyataan di atas meterai. Korban itu adalah Petrus Seran Bria asal Kabupaten Malaka dia mengaku menyerahkan uang kepada Koordinator calo di wilayah Kabupaten Malaka yakni Gabriel Manek sebesar Rp 13.475.000.
“Korban diminta uang setiap kali bertemu, Kasihan Petrus Seran Bria yang sudah menyerahkan uang sebesar Rp 13.475.000 sejak Oktober 2014 namun dia tidak dapat apa-apa. Memang Petrus itu orang sipil murni,” katanya.
Dia mengatakan perjuangannya tersebut hanya berlandaskan pada kebenaran dan iman. Menurutnya dirinya tidak rela taman makam pahlawan dijejali oleh jasad-jasad para veteran palsu.
Dia berjanji akan terus memperjuangkan hal tersebut hingga ke ranah hukum. kehadiran mereka di Gedung DPRD kata Mariono untuk memperjuangkan agar tidak ada lagi korban-koran baru lagi.
Ketua DPD LVRI NTT, Stanislaus Dawu ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan dirinya tidak tahu menahu dengan hal tersebut. Dia mengaku organisasi yang dipimpinya hanya melakukan pembinaan terhadap para veteran.“ itu Kaminvet bukan kami,” jelasnya.(SP)