Kefamenanu, Savanaparadise.com,- Banyak rencana usaha yang bisa dilakukan masyarakat di pedesaan untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi keluarganya. namun kendala klasik yang terus membelenggu masyarakat hingga kini adalah sulitnya akses mereka ke sumber-sumber modal. Kalaupun mereka terpaksa harus ke bank dan lembaga keuangan lainnya maka dibutuhkan syarat yang sangat ketat. Mereka diharuskan menyerahkan sejumlah barang jaminan untuk mendapat sejumlah dana untuk usaha tersebut.
Memandang sulitnya akses masyarakat akan modal usaha maka pemerintah kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dibawah kepemimpinan Bupati Raymundundus Sau Fernandes dan Wakil Bupati Aloysius Kobes bertekad mensejatherakan masyarakat dengan menggelontarkan sejumlah dana melalui program SARI TANI untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Dana super jumbo senila Rp 300 juta/desa tersebut yang di kelola langsung oleh kelompok-kelompok masyarakat di desa dalam berbagai bentuk usaha ekonomi produktif.
“Kita belajar dari pengalaman dari waktu ke waktu dan dari periode ke periode kepemimpinan di TTU .Keluhannya sama yakni masyarakat kesulitan akses untuk mendapatkan modal usaha. Kalau kita menyarankan mereka ke bank maka yang diminta adalah agunan atau jaminan. Masyarakat kita memang memiliki tanah dan sebagiannya untuk bisa dijadikan agunan namun masalahnya tanah-tanah mereka ini belum bersertifikat. Dengan demikian proses untuk mendapat modal usaha menjadi sangat sulit,sehingga kita mua menjawapi keinginan masyarakat itu dengan program Sari Tani,” papar Bupati Raymundus Sau Fernandes kepada Wartawan, Belum lama ini, di kupang.
Dikatakan, memasuki tahun kedua kepemimpinannya, terdapat kurang lebih 56 desa yang sudah mendapat dana bergulir sebanyak Rp 300 juta/desa. Dana ini disalurkan melalui kelompok-kelompok masyarakat dengan jenis usaha tertentu.Dengan total desa di TTU sebanyak 193 desa maka dipastikan pada pada tahun 2015 mendatang semau desa akan mendapat sentuhan program Sari Tani.
” Sampai saat ini ada 193 desa/kelurahan di kabupaten TTU. Memasuki tahun ke-2 program ini dijalankan ,kita sudah alokasikan sekitar 56 desa dan targetnya pada tahun 2015 semua desa sudah harus di alokasikan dana pemberdayaan masyarakat/Sari Tani sebanyak Rp 300 juta/desa tersebut ujarnya.
” Penyaluran dana tersebut katanya tidak bisa serentak dilakukan karena harus di sesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan keuangan daerah.Fernandes juga mempertegas bahwa sasaran program Sari Tani adalah dana pemberdayaan ekonomi yang diperuntukan bagi kelompok masyarakat untuk melakukan usaha ekonomi produktif .Dalam pemanfaatannya kelompok masyarakat tentunya didampingi yang mengerti tentang pembuatan program pengawalan serta evaluasi keberhasilannya. Program ini merupakan dukungan riil untuk percepatan peningkatan ekonomi dan derajat hidup masyarakat di pedesaan apa lagi dana sebesar Rp 300 juta itu di luar Alokasi Dana Desa (ADD).
Ditanya soal evaluasi pemanfaatan dana oleh masyarakat selama 2 tahun berjalan Fernandes mengatakan memang ada desa yang sangat berhasil namun ada juga yang masih perlu pendamping karena kembali ke SDM. masyarakat kita kebanyakan belum paham dengan pengelolah dana yang ada. Dana ini sesungguhnya di peruntukan untuk usaha ekonomi tetapi ternyata setelah sampai di masyarakat,di pakai untuk bangun rumah dan urusan konsumtif lainnya sehingga ini yang namanya salah sasaran, katanya.
Fernandes berharap program prorakyat yang digulirkannya bersama Aloysius Kobes betul-betul dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan untuk menggerakan roda perekonomian mereka. Banyak usaha ekonomi produktif seperti beternak,usaha kios,usaha jual beli hasil pertanian hingga usaha membuka kebun tanaman sayur-sayuran bisa terwujud.Program ini selain untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat namun filasofi dasar adalah membangun nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dinilainya mulai pudar. dengan hasil yang dinikmati satu kelompok dana tersebut bisa juga digulirkan sehingga masyarakat lain bisa merasakan.(Fidel42na/Kr/SP)