Kupang, Savanaparadise.com,- Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH meminta kepada HAKKA melestarikan budaya pemersatu.
Permintaan itu disampaikan Walkot George pada saat memberikan sambutan di perayaan Peh Cun yang diselenggarakan oleh Hakka NTT di Kolam Renang Suembak, Kelurahan Fontein, Minggu (25/6).
Perayaan Peh Cun dihadiri oleh, Ketua Hakka NTT, Yano Laemonta, Ketua Harian Hakka NTT, Irwan Surya beserta pengurus dan seluruh anggota perkumpulan Hakka NTT.
Saat menghadiri perayaan Peh Cun Penjabat Wali Kota, George didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, SH.
Dikesempatan yang sama George juga mengapresiasi upaya Hakka NTT untuk mengangkat kembali kebudayaan asli Tionghoa yang sudah ada ratusan tahun tersebut.
Ia menyarankan kepada Hakka agar perlu menggali dan melestarikan semua tradisi dan budaya Tionghoa yang diyakini dapat mempersatukan seluruh warga Kota Kupang turunan Tionghoa dan dapat mendorong pembangunan Kota Kupang yang lebih cepat.
“Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada Hakka NTT yang selama ini lewat berbagai kegiatan telah mendukung program-program prioritas pemerintah, salah satunya yakni dalam pengendalian inflasi. Berkat bantuan para pengusaha dan distributor yang di antaranya adalah anggota Hakka inflasi di Kota Kupang dapat terkendali”, ujar George
George menambahkan, saat ini Pemkot Kupang tengah merancang upaya peningkatan kemampuan berbahasa asing bagi siswa-siswi SD, tidak hanya bahasa Inggris tapi juga bahasa Mandarin. Karena menurutnya dalam waktu 5 hingga 10 tahun mendatang perekonomian dunia akan dikuasai oleh Cina, oleh karena itu generasi muda Kota Kupang harus siap bersaing dalam perekonomian global dimulai dengan menguasai bahasa Mandarin.
Untuk itu dirinya juga meminta dukungan dari hakka NTT, terutama para sesepuh yang fasih berbahasa Mandarin untuk berkenan berbagi ilmu dan pengetahuannya kepada anak-anak generasi muda yang ingin belajar bahasa Mandarin.
Ketua Hakka NTT, Yano Laemonta menjelaskan Mandi Peh Cun merupakan tradisi orang Tionghoa yang sudah ada ratusan tahun untuk mengenang seorang Menteri bernama Qu Yuan yang sangat setia pada bangsa dan negaranya. Menanggapi permintaan Penjabat Wali Kota, menurutnya salah satu tujuan Hakka NTT didirikan 6 tahun lalu, selain untuk menjalin kembali hubungan semua keluarga Hakka juga untuk melestarikan budaya asli Tionghoa.
Yano juga berterima kasih kepada Penjabat Wali Kota yang selama ini sudah memberikan kesempatan untuk terlibat dalam semua kegiatan pemerintah. Salah satu kegiatan yang diapresiasinya adalah saat Penjabat Wali Kota memberi kesempatan kepada keluarga Hakka dan perkumpulan etnis Tionghoa di Kota Kupang untuk memasang lampion sepanjang Jalan El Tari selama perayaan Cap Go Meh atau Imlek lalu. Dia memastikan Hakka akan terus bersama pemerintah Kota Kupang untuk memajukan roda pembangunan lewat kemajuan ekonomi dan industry pariwisata.
Hal senada juga disampaikan Ketua Harian HAKKA NTT, Irwan Surya. Menurutnya Hakka memiliki kewajiban untuk melestarikan dan memperkenalkan traidis leluhur dari Tionghoa kepada generasi muda supaya tidak dilupakan oleh anak cucu mereka. Tradisi mandi Peh Cun ini menurutnya selalu diselenggarakan pada tanggal 5 bulan 5 pada kalender Cina. Dalam perayaan ini keluarga Tionghoa menyuguhkan Bakcang, yakni makanan khas Tiongkok yang terbuat dari beras atau beras ketan dan diisi dengan ayam, jamur, telur atau tahu.(*/Red/*PKP)