Site icon savanaparadise.com

Paguyuban Lamongan Di Atambua doakan SPK jadi Gubernur NTT

KUPANG ,Savanaparadise.com- Berita kedatangan Simon Petrus Kamlasi, calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), di Atambua, tepatnya di Desa Manuaman, Kabupaten Belu pada Kamis (14/11/2024).

Dalam kunjungannya, Simon bertemu dengan Ketua Paguyuban Lamongan dan keluarga besar Lamongan di Belu yang turut mendukung dan mendoakannya agar sukses dalam Pemilihan Gubernur NTT periode 2024-2029.

Ketua Paguyuban Lamongan, Joko Hitam, menyatakan kedekatan antara warga Lamongan dengan masyarakat Belu. Paguyuban yang dipimpinnya, meskipun baru berdiri dua tahun, memiliki hubungan erat layaknya saudara dengan masyarakat setempat.

Paguyuban ini aktif berkontribusi dalam parade kebangsaan di Belu dan beranggotakan 197 kepala keluarga (KK) yang sebagian besar bekerja di sektor UMKM.

Joko berharap saat kunjungan berikutnya, Simon sudah menjabat sebagai Gubernur NTT. Sementara itu, Simon, yang didampingi oleh ketua tim pemenangan Kristo Blasin dan ketua DPW PKS NTT Anwar Hajral, mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan warga Lamongan di Belu dan menegaskan nasionalismenya serta hubungan baik dengan komunitas Lamongan selama pengabdiannya di TNI.

Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi mengisahkan dirinya memiliki kedekatan dengan orang Lamongan. Salah satu teman asal Lamongan kata Simon Petrus Kamlasi pernah memodifikasi mobil pikap untuk kepentingan pertanian di kebun milik SPK, sapaan akrab Simon Petrus Kamlasi.

“Saya pernah merasakan hangatnya kasih sayang orang lain saat saya ada di luar NTT. Bagi saya, siapapun yang sudah tinggal dan menetap di NTT mereka adalah saudara. Saya tidak mau ada anak tiri atau anak kandung di NTT. Semua kita sama, anak Indonesia yang punya tanggungjawab bersama untuk membangun daerah dimana kita berada,” ujar Simon Petrus Kamlasi.

Seorang pemimpin kata Simon Petrus Kamlasi adalah sosok yang bisa diakses oleh semua masyarakat tanpa melihat golongan. Untuk itu, dia selalu membuka ruang komunikasi bagi siapa saja untuk bisa mendengar secara langsung apa yang menjadi keluhan masyarakat yang punya latar belakang pekerjaan yang berbeda.

“Seorang pemimpin harus memasatikan rakyatnya tidak tidur dalam perut kosong. Itulah kenapa dia harus bisa mendengar setiap keluhan untuk dia bisa meramunya dalam sebuah kebijakan yang bisa menjawab setiap persoalan yang dihadapi rakyat. (***)

Exit mobile version