Kupang, Savanaparadise.com,- Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan orang NTT setiap tahunnya menghabiskan sekitar 3 trilyun rupiah untuk membeli kebutuhan shampo , sabun mandi dan sabun cuci.
Fenomena itu kata Laiskodat belum adanya inovasi dari orang NTT untuk membuat produk sendiri agar melayani kebutuhan domestik.
“Sabun dan sampo, sabun mandi, sabun cuci, sampo, satu tahun sedikit-sedikitnya 3 triliun kita buang keluar,” ujar Viktor Lasikodat saat menghadiri seminar nasional koperasi credit union (CU), di lantai empat hotel Silvia, Kota Kupang, kamis (17/10).
Ia mengatakan memperoduksi sabun bukanlah perkara yang sulit karena NTT punya bahan baku pembuatan sabun maupun sampo. Ia mencontohkan pohon kelor atau lidah buaya sebagai salah satu bahan baku pembuatan sampo
Karena itu ia berharap koperasi-koperasi di NTT dapat berinovasi memperoduksi sabun, baik itu sabun mandi, sabun cuci maunpun sampo.
“Saya mau tanya, buat sabun inikan tidak susah! tapi kok tidak ada sabun merek..’maumere’..Ngak ada.,” katanya.
Ia mengatakan, untuk sampo, bisa saja ada sampo asal NTT yang bahannya berasal dari Lida Buaya di Timor.
“Sampo! Nga ada..coba ibu-ibu dalam ruangan ini nanti pakai sampo dengan merek misalkan Lida Buaya Timor,” ujar Gubernur Viktor, disambut tepuk tangan dan tawa para hadirin.
Laiskodat bahkan mengaku telah menggunakan sabun mandi asal NTT yang terbuat dari daun kelor (Maringa Oliefera).
“Saya pakai sabun datang ke sini mandi pakai sabun NTT. Tadi pagi saya pakai sabun NTT, sampo belum, saya lagi cari sampo NTT juga,” ujar Viktor.(SP)