Kupang, Savanaparadise.com,- Tantangan inflasi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke depan adalah perlunya kestabilan laju inflasi hingga akhir tahun 2016.
Secara nasional pada bulan Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,24 persen dengan komoditas utama pendorong inflasi adalah daging ayam ras, angkutan udara dan gula pasir. Sedangkan inflasi NTT adalah sebesar 0,61 persen atau berada di peringkat ke 8 provinsi dengan inflasi bulan Mei tertinggi dibawah Kalimantan Barat (1,5%), Maluku (1,4%), Sulawesi Tengah (0,8%), Bengkulu (0,88%) Papua (0,71%), Jambi (0,71%) dan Sumatera Selatan (0,63%).
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTT Naek Tigor Sinaga mengatakan secara tahunan posisi inflasi NTT pada bulan Mei sebesar 5,03% menempati peringkat ke-2 terbesar secara nasional.
Kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi yang cukup tinggi menjadi penyumbang utama inflasi tahunan NTT. Apabila dilihat dalam dua bulan terakhir, inflasi NTT cenderung lebih tinggi dari nasional menyebabkan devisa inflasi tahunan dengan nasional membesar.
“Hingga bulan Mei, inflasi NTT masih lebih kecil dibanding nasional namun selisih inflasi tidak terlalu besar,” kata Tigor, Selasa (28/6).
Dikatakan, dalam dua bulan terakhir inflasi NTT cenderung lebih tinggi dari nasional, menyebabkan deviasi inflasi tahunan dengan nasional membesar. Fluktuasi tarif angkutan udara berperan besar pada pembentukan inflasi di NTT yang selalu munculnya komoditas tersebut sebagai salah satu penyumbang inflasi sepanjang 2015 sampai dengan Mei 2016.
“Rata-rata inflasi hingga Juni, NTT 0,78 persen, Kota Kupang 0,84 persen, dan Kota Maumere 0,37 persen. Ke depan kita harus antisipasi inflasi,” kata Tigor.(SP)