Pengantar—–
Katolik di Sumba pertama kali diperkenalkan oleh misionaris Jesuit pada tanggal 21 April 1889. Dua imam Yesuit dan seorang saudara Yesuit sejak bekerja di Sumba.Namun pada tahun 1898 di Sumba misi ditutup dan para misionaris Yesuit pergi ke Jawa.
Misionaris Sabda Allah kemudian datang ke Sumba pada tahun 1929. Tiga belas imam dan saudara telah bekerja di sana selama 1929-1957.
Pada tanggal 16 Mei, 1957 misi Sumba diambil oleh misionaris Redemptoris.
Firman Ilahi imam kembali ke Flores. Kongregasi religius pria dan wanita telah sejak datang dan bekerja di Sumba.
Pada 20 Oktober 1959, prefektur apostolik Weetembula didirikan dan diangkat menjadi keuskupan pada 6 Februari 1969. Sabda Allah Bapa Gerulfus Kherubim Pareira diangkat sebagai uskup pertama dan ditahbiskan pada tanggal 25 April 1986. Para uskup kemudian diangkat sebagai Uskup Maumere pada 19 Januari 2008.Redemptoris Pastor Edmund Woga ditunjuk untuk menggantikannya pada tanggal 4 April 2009 dan ditahbiskan Uskup 17 Juli 2009.
Sejarah
Pada 21 april 1889 misionaris Yesuit tiba di Pakamandara, Loura. Pengembalaan misionaris Yesuit berpusat di stasi Pakamandara Loura. Pimpinan misionaris Pater Bernard Scweitz, SJ. Misi Sumba adalah bagian wilayah misi Yesuit di Larantuka.
Pada 29 november 1898 misionaris Yesuit meninggalkan Sumba karena medan pelayanan berat. Jumlah umat katolik saat itu 1.054. Dari November 1898 hingga Juni 1921, masa kekosongan pengembalaan. Pada 1921 itu juga misi Sumba menjadi bagian wilayah SVD yang berpusat di Ende.
Tanggal 21 juni 1921-juni 1929 misi Sumba-Sumbawa dibuka menjadi bagian
wilayah misi SVD yang berpusat di Ende dan dikunjungi setiap tahun oleh misionaris namun tidak menetap. Pada tanggal 21 juni 1929 misi sumba –sumbawa dibuka kembali dengan pimpinan misionaris P.Limbrock, SVD. Pusat misi dipindahkan dari pakamandara ke Weetebula. P.Limbrock, SVD mengajari umat membangun rumah dengan batu putih. Tanggal 26 Mei 1957 misi sumba-Sumbawa diserahkan kepada Misionaris Redemptorois dengan pusat misi di Jerman. Alasan kekurangan misonaris SVD . jumlah umat yang dserahkan 9.500. satu Dekenat (Weetebula) dengan 5 paroki yakni hombakaripit, Kalembuweri, waikabubak, katikuloku dan Waingapu, puluhan stasi dan dua stasi di Sumbawa. Pimpinan misionaris redemptoris P.J Luckas, CSsR dan menjadi deken.
Tanggal 20 oktober 1959 dari dekenat menjadi Perfektur Apostolik. Tanggal 15 maret 1960 Mgr. Legelenad diangkat menjadi Perfektur Apostolik.Tanggal 28 Nopember 1960 wilayah misi Redemptoris menjadi Viceprovinci CSsR Indonesia. Tanggal 6 februari 1969 status perfektur Apostolik dtingkatkan menjadi keuskupan. Pada tanggal 5 Agustus P. Wilhem Wagner menjadi Administrator Apostolik. Oktober 1975 Mgr. Hari Pranata, SJ menjadi Administrator Apostolik. Tahun 1979, Mgr. Hari Pranata, SJ meninggal dunia. Sambil menunggu Uskup terpilih, atas rapat dewan keuskupan diangkat kepala keuskupan yakni P.Karl Zeits, CSsR kemudian P.Berthold Ney, CSsR.
Tanggal 25 April 1986 Mgr.G.kherubim Parera, SVD ditabiskan menjadi Uskup Weetebula. Tanggal 18 April 2008 pindah ke Maumere menjadi uskup di Keuskupan Maumere.
April 2008 sampai juli 2009 kesukupan dipimpin oleh Administrator keuskupan P. Edmund Woga, CSsR dan ditabiskan menjadi uskup weetebula pada tanggal 16 Juli 2009.
Jumlah paroki di Keuakupan Weetebula saat ini 25 paroki
•
• Paroki Nondo Kodi, Kodi, Sumba Barat Daya (St. Elisabeth)
• Paroki Elopada, Wewewa Timur, Sumba Barat Daya (St. Mikael)
• Paroki Homba Karipit, Kodi, Sumba Barat Daya (St. Maria)
• Paroki Kalembu Weri, Wewewa Bara, Sumba Barat Daya (St. Geradus Mayella)
• Paroki Kambajawa, Sumba Timur (Maria Bunda Yang Selalu Menolong)
• Paroki Katikuloku, Katikutana, Sumba Tengah (St. Klemens Maria Hofbauer)
• Paroki Kererobbo, Loura, Sumba Barat Daya (St. Alfonsus)
• Paroki Lendi Wacu, Umbu Ratunggai, Sumba Tengah (St. Yosef)
• Paroki Lewa, Praikalitu, Sumba Timur (Sang Sabda)
• Paroki Manola, Wewewa Selatan, Sumba Barat Daya (St. Yosef)
• Paroki Melolo, Sumba Timur (St. Hendrikus)
• Paroki Ngallu, Pahunga Lodu, Sumba Timur (St. Andreas)
• Paroki Nggongi, Sumba Timur (St. Maria Magdalena)
• Paroki Palla, Wewewa Utara, Sumba Barat Daya (St. Mateus)
• Paroki Tambolaka, Loura, Sumba Barat Daya (St. Arnoldus Jansen)
• Paroki Tanah Malli, Lamboya, Sumba Barat (St. Agustinus)
• Paroki Waikabubak, Sumba Barat (St. Petrus dan Paulus)
• Paroki Waimangura, Wewewa Barat, Sumba Barat Daya (Kristus Raja)
• Paroki Waimarama, Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya (St. Yosef)
• Paroki Wara-Waingapu, Sumba Timur (Sang Penebus)
• Paroki Wanno Kaza, Tamah Righu, Sumba Barat (St. Agustinus)
• Paroki Weekombaka, Sumba Barat Daya (Hati Kudus Yesus)
• Paroki Weetebula, Sumba Barat Daya (Roh Kudus)
Jumlah umat katolik saat ini 174.553 umat, Paroki 25, Stasi 355, jumlah lingkungan 200, Jumlah KBG, 902, jumlah komunitas biara, 33, jumlah seminari SMP/SMA/KPA = 1/1/1. Jumlah TK kaatholik 17, SD Katholik, 72, SMP katholik, 11, jumlah SMA Katholik 5, Perguruan Tinggi, 1, Rumah Sakit, 1 dan BP/Klinik 5.
Dubes Vatikan Pimpin Misa Peringatan 125 Tahun Gereja Katolik di Sumba
Perayaan misa perayaan 125 tahun gereja Katolik di Sumba, Kamis (30/10/2014), dipimpin langsung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Antonio Guido Filipazzi. Perayaan misa tersebut dipusatkan di Seminari Sinar Buana, Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Misa berlangsung kidmat dan meriah karena dirangkai dengan pergelaran adat istiadat Sumba. Umat Katolik dari empat kabupaten Yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan SBD, sudah berkumpul di SBD sejak Rabu (29/10/2014).
“Perayaan ini bertujuan untuk napak tilas sejarah kehadiran gereja Katolik di Sumba. Dengan 125 tahun gereja Katolik berkarya di Sumba, ada semangat yang dalam, untuk mewariskan iman Katolik,” ujar Ketua panitia perayaan misa syukur, Kornelis Kodi Mete, Kamis.
Mantan Bupati Sumba Barat Daya ini mengatakan, misa syukur melibatkan 26 paroki yang terdiri dari 355 stasi di seluruh daratan pulau Sumba. Misa mengambil tema mewartakan injil sebagai kekuatan Allah yang membebaskan, dihadiri oleh sekitar15 ribu umat katholik baik berasal dari Sumba maupun dari Jakarta. (SP/berbagaisumber)