Kupang, Savanaparadise.com,- Calon Gubernur NTT dari partai Golkar, Ibrahim Agustinus Medah sudah dideklarasikan untuk melantai di Pilkada Gubernur NTT pada tahun 2018 mendatang. Medah yang saat ini menjabat sebagai Senator di DPD RI, didorong untuk berpasangan dengan Lusia Adinda Lebu Raya.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten Sikka , Rafael Raga Mengusulkan Lusia Adinda Lebu Raya untuk mendampingi Medah dalam hajatan Politik Pilgub tahun 2018 mendatang. Rafael mengaku pihaknya sudah melakukan jajak pendapat ke semua Kecamatan hingga desa dan kelurahan.
Menurutnya mayoritas masyarakat Sikka mengusulkan Lusia Adinda Lebu Raya menjadi calon Wakil Gubernur mendampingi Medah.
“Kami sudah lakukan jajak pendapat, menjaring aspirasi masyarakat di Sikka dan mereka sangat serius meminta Golkar untk mengusung pak Medah dan ibu Lusia,” katanya.
Rafael mengakui, mereka mengusulkan Lusia Adinda Lebu Raya karena figur ini dalam kapasitasnya sebagai istri Gubernur NTT Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dekranasda NTT sudah sanga dikenal masyarakat NTT.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Adrianus Bria Seran, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malaka. Sosok lusia Lebu Raya mempunyai kapasitas untuk menjadi calon Wakil Gubernur NTT mendampingi Medah.
Lalu apa kata Medah ketika dikonfirmasi wartawan terkait usulan DPD II Golkar itu. Disela-sela Musda yang berlangsung di Hotel Aston, Kupang, belum lama ini, Medah mengatakan sudah banyak yang bertanya soal dirnya mau dipasangkan dengan Lusia Lebu Raya. Medah mengaku menghargai dorongan dari beberapa DPD dan masyarakat untuk menggandeng Lusia dalam Pilgub.
“ Bahkan kalau mau jawab lurus-lurus saja saya berani mengatakan bersedia, tetapi saya tidak buru-buru menjawabnya sekarang. Mengapa saya tidak mau menjawabnya sekarang karena begini, karena belum tentu juga PDIP mau terima saya, nanti PDIP bilang disaya, siapa yang perlu kamu,” kata Medah sambil tertawa.
Menurutnya kalau iya menjawab sekarang untuk mau digandengkan dengan Lusia, bakal menjadi masalah karena belum ada komunikasi politik sebagai sesame partai politik. Namun dia tetap menghargai pendapat yang berkembang dimasyarakat.
“ Saya juga harus mempersiapkan diri untuk menyongsong Pilkada Gubernur termasuk melihat hasil survey nanti. Saya harus benahi diri saya dulu untuk meyakinkan PDIP, Ibu Lusia dan Pak Frans (Ketua DPD PDI NTT- red) bahwa kalau saya maju pasti menang. Jangan tiba-tiba orang Tanya, lalu kamu kamu jawab iya nanti orang bilang kamu punya kemampuan apa terima orang punya pendapat orang-orang,” kata mantan Bupati Kupang dua periode ini.
Medah juga mengemukakan soal pendapat masyarakat yang menilainya sudah tua dan pernah berkali kali kalah dalam Pilgub NTT.baginya hal tersebut sangat lumrah dalam dunia politik yang penuh dengan sikut menyikut. Namun kekalahan dalam Pilgub baginya bukan karena dirinya yang lemah tapi karena factor X. medah juga tidak mau merincikan factor X itu apa kepada wartawan.
“ saya menyadari banyak orang yang menilai saya dari faktor usia. Ada yang menilai sudah pernah kalah dua kali.tapi saya mengatakan begini, kalau saya dua kali itu karena bukan saya yang lemah tapi karena ada faktor X itu. Jadi dua kali itu yang menyebabkan saya tidak menang dalam Pilgub. Faktor X itu apa, saya kira banyak orang-orang sudah tahu,” Jelasnya.
Medah menjelaskan Golkar mendorongnya maju pada Pilgub 2018 itu merupakan penugasan partai yang harus diterimanya. Dia menerima penugasan itu karena faktor X tersebut sudah tidak ada lagi dalam periode ketiga menjadi ketua DPD Golkar NTT.
“ tidak eloklah kalau saya memberitahu apa itu faktor X.. Hal-hal yang menyebabkan saya kalah itu saya melihat pada musda kali ini, faktor X tersebut sudah tidak ada lagi Makanya saya memutuskan untuk maju lagi dan akan menang. Karena tidak ada lagi hambatan-hambatan seperti pada pilkada yang lalu,” jelasnya.
Terkait faktor usia, Medah mengaku hal tersebut sangat relative dan tidak perlu untuk diperdebatkan dalam pilgub. Menurutnya soal usia itu tidak hanya soal fisik semata namun juga soal mental serta intelektual.
“ Saya menyadari usia saya sudah 69 tahun apakah masih mampu atau tidak?, untuk itu saya mengujinya terus menerus. pertama-tama teman-teman harus melihat aktivitas saya dilapangan. Teman-teman harus menguji aktivitas saya dilapangan. Apakah mengalami penurunan tidak? Bahkan kemarin ketika ketua umum (Setya Novanto-red) mau berkunjung, saya 1 x 24 jam tidak tidur untuk mempersiapkannya. Itu pun tidak menggangu apa-apa,’ jelasnya dengan mimik serius.
Dari aspek fisik mengaku tidak mengalami penurunan fisik dibanding dengan sebelumnya. Dari sisi intelektual Medah juga mengaku tidak mengalami penurunan karena sudah dalam berbagai momentum dia tidak perlu mempersiapkan konsep bilamana diminta untuk berbicara soal visi dan misi.
“ jadi sebenarnya saya belum mengalami kemunduran apa-apa dari sisi fisik dan intelektual dan mental. Karena saya menyadari tidak mungkin membuang waktudan kesempatan untuk maju dalam Pilgub. Saya juga tidak mau mengecewakan masyarakat kalau tidak terpilih jadi Gubernur NTT dengan kondisi fisik yang tidak mengecewakan,” kata Medah.
Medah mengungkap alasannya untuk maju dalam Pilgub. Menurutnya dia ingin menjawab persoalan-persoalan masyarakat NTT yang belum terpenuhi.
“ NTT persoalan dasarnya adalah kemiskinan. Kemiskinan itu letaknya disektor dimana, NTT itu penduduknya 80 persen lebih dari pertanian. Kalau ada kemiskinan. Kalau begitu persoalan apa dari sektor pertanian itu. Berarti harus ada yang harus dibenahi dala sector pertanian,” katanya.
Medah berjanji jika terpilih sebagai Gubernur NTT akan memberi prioritas pada sector pertanian. Disektor pertanian Medah akan mengusahakan ketersedian air, pendampingan dan ketersedian Pasar.(SP)