Site icon savanaparadise.com

Intip Keunikan Sekolah Di Pedalaman Ende Rayakan Hardiknas

Siswi SDK Wolondopo 1 di Kabupaten Ende, Kecamatan Wolowaru sedang mementaskan lomba dancer (Foto: Chen Rasi/Savanaparadise.com)

Ende, Savanaparadise.com,- Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei dimaknai sebagai momentum untuk merefleksi dan memotivasi lembaga pendidikan di Indonesia menuju arah yang lebih baik.

Tak heran, setiap tanggal 2 Mei beragam cara yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di Indonesia dalam rangkah memperingati Hardiknas. Baik menggelar upacara apel bendera dan mengadakan berbagai kegiatan aneka lomba.

Hal ini persis dilakukan oleh sekolah-sekolah di kabupaten Ende. Mulai dari TK, Paud, sampai SMA yang menggelar berbagai aneka kegiatan dalam memperingati Hardiknas tak ketinggalan salah satu sekolah di pedalaman Ende, SDK Wolondopo 1 namanya.

Kendati jauh dari keramaian kota dan terletak disebuah dusun kecil, tidak menyurut semangat para pendidik dan peserta didik di SDK Wolondopo 1 untuk ambil bagian dalam merayakan hari bersejarah bagi dunia pendidikan.

Dengan menggandeng Kelompok Bermain Anak (KBA) Arnold Yansen, para Guru bersama Siswa Siswi mengadakan upacara apel bendera yang bertempat di halaman SDK Wolondopo 1.

Sebenarnya secara statistik, jumlah siswa siswi di SDK Wolondopo 1 sebanyak 48 Orang. Jumlah ini tak sepadan jumlah tenaga pendidik yang berjumlah 5 orang, 4 guru honorer  dan 1 PNS. Meskipun demikian bukan merupakan penghalang bagi mereka untuk memajukan pendidikan di wilayah tersebut.

Kepala Sekolah SDK Wolondopo 1, Titus Mbete menekankan pentingnya kerja sama dan gotong royong dari berbagai pihak dalam suatu gerakan bersama dengan langkah yang serentak dan serempak untuk memajukan dan membangun pendidikan di Indonesia dengan gerakan merdeka belajar.

“Dikesempatan apel bendera tadi, dihadapan siswa siswi dan para guru serta orang tua yang ikut berpartisipasi pada kegiatan Hardiknas kali ini, saya membacakan pidato dari Mentri Pendidikan, Nadiem Makarim”, ujar Kepsek Titus Mbete.

Pak Mentri berpesan, kata dia, semua hal yang telah di jalani selama ini harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan demi mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan bersama.

“Diakhir pidatonya, dengan penuh harapan Pak Menteri Nadiem Makarim menitipkan kurikulum merdeka belajar kepada semua para penggerak perubahan, semua tenaga pendidik yang tak kenal memyerah untuk membawah Indonesia melompat ke masa depan”, kata Titus Mbete mengutip pidato Mentri Pendidikan.

Usai upacara apel bendera, kegiatan dilanjutkan dengan beragam aneka lomba seperti tarik tambang, lomba dancer, lomba makan kerupuk, dan lomba lari karung.

Siswa Siswi begitu antusias mengikuti setiap aneka lomba yang disajikan. Wajah girang dan senyum merekah tampak dari raut wajah mereka, pertanda jauh di pedalaman tak membuat mereka putus asa untuk mengenyam pendidikan.

Orang tua dan masyarakat sekitarnya turut menyaksikan serta memberikan suport kepada setiap Siswa Siswi yang mengikuti setiap aneka lomba yang disiapkan.

Selesai melaksanakan beragam perlombaan, kegiatan selanjutnya adalah makan bersama dengan para guru, orang tua murid, serta siswa siswi dengan bekal ketupat yang di bawah masing siswa siswi dari rumah. Acara ditutup dengan gawi bersama.

Founder taman Baca Illa one nua, Vickar Laka, kepada wartawan mengatakan peringatan Hardiknas setiap tanggal 2 Mei selalu diperingati setiap tahun oleh SDK Wolondopo 1 dan juga KBA Arnold Yansen.

Menurut dia selain apel bendera SDK Wolondopo 1 selalu mengadakan berbagai suguhan acara hiburan dan aneka lomba dengan melibatkan siswa siswi dan juga partisipasi orang tua serta masyarakat sekitarnya.

” Ini untuk kesekian tahunnya kita memperingati Hardiknas. Walaupun dalam situasi serba kekurangan”, kata Vickar Laka.

Vickar Laka mengungkapkan saat ini SDK Wolondopo 1 sangat membutuhkan tenaga pendidik. Ia juga berharap agar penempatan para guru PNS harus dilakukan secara adil dan merata.

“Kita di sini sangat kekurangan guru PNS. Sehingga semuanya lebih membebankan orang tua dan masyarakat. Kita desak pemerintah agar lebih peduli terhadap pendidikan di wilayah 3 T.”, tegas pria yang akrab di sapa Vickar ini.

Vickar juga berharap agar pemerintah juga perlu memperhatikan infrastruktur jalan menuju ke desa Likanaka.

“Begitu pula dengan pasokan listrik yang belum tersambung ke wilayah ini dan pemerintah lebih memperhatikan soal ini agar tidak terkesan ada anak emas dan anak tiri dalam pembangunan”, tukas Vickar

Penulis: Chen Rasi

Exit mobile version