Site icon savanaparadise.com

Iban Medah Pastikan Kembali Bertarung Di Pilgub NTT

Kupang, Savanaparadise.com,- Senator/Anggota DPD RI asal Provinsi NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah menyatakan kesiapannya untuk maju bertarung dalam ajang pemilihan gubernur NTT pada tahun 2018 mendatang.

Politisi senior NTT yang kini menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT itu bertekad maju menggantikan Frans Lebu Raya untuk mengatasi berbagai persoalan dasar masyarakat NTT terutama ketesediaan air yang memadi untuk kebutuhan manusia, ternak dan pertanian.

Mantan Ketua DPRD Provinsi NTT itu menyatakan kesediaanya untuk maju kembali bertarung dalam Pemilihan Gubernur NTT mendatang.

Dalam rilis yang diterima Savanaparadise.com, Senin, 20/06, Medah mengatakan kesiapannya maju Gubernur ketika ketika membawakan materi dalam acara seminar Perayaan Ulang Tahun Persekutuan Doa Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Gereja Efata Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Medah pada kesempatan itu mengatakan, persoalan mendasar di NTT adalah air. “Hari ini kita di Kabupaten TTS maka mari kita bicara soal ternak dan pertanian. Jika bicara dua aspek ini maka salah satu kunci utamanya adalah air. Kita sering bilang hujan kurang, nah jika demikian maka kita sedang salahkan Tuhan, dan itu tidak boleh. Bagaimana cara mengatasinya, itu tanggungjawab pemerintah, “ kata dia.

Dikataknnya, dari gubernur ke gubernur dan dari bupati ke bupati, persoalan air belum bisa teratasi.

“Saya mau berterus terang menyampaikan bahwa saya mau maju menjadi gubernur NTT untuk mengtasi masalah-masalah mendasar masyarakat yang salah satunya adalah air,” kata Medah di hadapan sekitar 600 orang peserta seminar yang merupakan Ketua Majelis Klasis, serta Tim Persekutuan Doa Sinode GMIT.

Medah menjelaskan, selama ini pemerintah provinsi dan kabupaten kota di NTT hanya “tadah” tangan kepada pemerintah pusat untuk memeinta proyek air.

“Kalau saya gubernurnya, saya katakan pemerintah pusat boleh membantu tetapi tiap pemerintah daerah termasuk provinsi wajib hukumnya memuat dalam APBDnya 5 persen untuk membuat air. Dan jika demikian maka saya sudah hitung ada sekitar Rp 1 triliun per tahun khsus untuk air. Memang dana itu bukan dipegang oleh Gubernur tetapi ada di masing-masing kabupaten dn kota. Dan, jika ada 1 triliun setiap tahun untuk air, maka kita pasti akan berbuat banyak mulai embung-embung, cekdam, sumur bor, dan irigasi. Masalah air di NTT harus segera dipecahkan. Kalau kita tetap tinggal dan santai seperti sekarang ini saja maka kita akan tetap mempersalahkan Tuhan karena air, dan itu tidak boleh,” jelasnya.

Mantan Bupati Kupang dua periode ini menambahkan, iklim panas yang panjang di NTT ini yang berbeda dengan daerah lain, merupakan anugerah Tuhan yang menjadikan NTT memiliki keungguualn komparatif. “Saat ini tergantung siapa yang memimpin NTT dimasa mendatang, apakah mampu mengatasi masalah air di NTT,” katanya.

Medah juga menjelaskan, setelah dana 1 triliun untuk air itu tersedia maka tidak boleh diproyekan, tetapi dipakai untuk membeli alat berat exafator, buldoser, alat sumur bor atau alat berat lainnya. Bagaimana mengopersikannya, menurut Medah, setiap desa saat ini punya dana Desa dan dana itu dijoin dengan Pemerintah Desa bahwa disishkan 5 persen untuk membelanjakan bahan bakar untuk memngoeprasikan alat berat.

“Jkia demikian maka dalam tempo satu tahun, Desa bisa membuat banyak cek dam, embung-embung, dan bisa membuat sumur bor,” katanya.

Dikatakan Medah, pihaknya sedang mengembangkan bibit ubi yang menurut dia sebagai salah satu komoditi yang berkontribusi untuk mengantisipasi rawan pangan namun masih ada banyak komodiri yang mampu meningkatkan nilai ekonomis masyarakat.

“Semisal Pala, Kopi, Cengkeh dan lainnya yang saat ini saya sedang menjajaki pasarnya, sehingga kita kembangkan secara besar-besaran untuk dibagikan kepada masyarakat,” katanya.

Ketua Panitia Perayaan Ulang Tahun Persekutuan Doa Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Marthen Saekoko saat itu mengatakan, jemaat sangat termotifasi dengan paparan yang disampaikan oleh Senator Ibrahim Agustinus Medah untuk memajukan ekonomi jemaat.

“Kami sangat berterimaksih karena meski dalam kesibukannya yang padat sebagai Senator, Pak Iban Medah masih meluangkan waktu untuk memenuhi undangan kami dan bersedia memberikan materi. Saya yakin seluruh jemaat akan mendukung program penanaman ubi ungu yang sementara dikembangkan oleh Bapak Iban Medah,” ujar Saekoko.(SP)

Exit mobile version