Kupang, Savanaparadise.com,- Kordinator Gerakan Anti Politisi Busuk, Jan Pieter Windy, menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT tidak independen dan terkesan menguntungkan salah satu kandidat. Menurutnya ada upaya curang yang di lakukan sistematis dengan melibatkan KPUD NTT pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT beberapa bulan lalu.
“ Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT beberapa bulan lalu sarat indikasi kriminalisasi demokrasi” kata Windy dalam pernyataan sikapnya yang di terima Savanaparadise.com.
Di katakan Windy, Gerakan Anti Politisi Busuk NTT, mencatat beberapa indikasi kriminalisasi demokrasi yang terjadi diantaranya, pilkada NTT sangat banyak kecurangan dimana keterlibatan PNS dalam kampanye, tindakan money politic, negosiasi untuk melakukan transaksi perdagangan suara, intimidasi atau pengarahan PNS, pencoblosan lebih dari satu suara serta manipulasi pilihan rakyat.
Gerakan Anti Politisi Busuk kata Windy, juga mensinyalir adanya berbagai kondisi sistematis sebagai bagian dari upaya untungan salah satu pihak sebagai pemegang kekuasaan dan pengendali birokrasi.
Windy mengatakan, akumulasi indikasi kecurangan tersebut terkesan didiamkan dan dilupakan karena sampai saat ini belum ada upaya dari lembaga yang memiliki wewenang untuk mengusut tuntas indikasi-indikasi pelanggaran yang terjadi.
Gerakan anti politisi busuk NTT, kata Windy, menuntut agar pihak yang berwenang menuntaskan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam pilkada NTT serta menuntut netralitas dan perlindungan terhadap setiap barang bukti dan saksi yang menunjukan adanya pelanggaran.
Gerakan ini juga dalam tuntutannya mengecam keras tindakan KPU NTT yang melakukan tindakan mempengaruhi barang bukti dengan berusaha membuka kotak suara yang disegel tanpa ada permintaan dari pihak berwenang dan membenarkan tindakan tersebut dengan alasan dan aturan yang dipaksakan serta mengada-ada.
Seperti diberitakan sebelumnya, Forum Gerakan Anti Politisi Busuk kembali melakukan aksi demontrasi di kantor KPUD NTT, Selasa ,25/06. Kedatangan mereka di kawal oleh aparat kepolisian dari Polres Kupang Kota.
Massa ini datang dengan konvoi kendaraan pick up, dump truck serta beberapa kendaraan roda dua. Namun niat Gerakan Tolak Politisi Busuk untuk bertemu para anggota KPU gagal. Hal ini dikarenakan anggota KPU sedang mengikuti sidang putusan pilkada NTT di Mahkamah konstitusi.(JN/SP)