Ende, Savanaparadise.com,- Pasangan suami istri Servasius Sato (32) dan Feni Diana Nggubhu (23) harus menerima cobaan ini. Pasalnya anak ketiga mereka lahir dengan usus terurai di luar tubuh. Keduanya berharap agar anak mereka bisa segera ditangani para dokter di RSUD Ende.
Ditemui di RSUD Ende,Rabu (3/8) mereka menceritakan, tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan saat hamil, Namun ketika lahir bayi laki-laki ini ususnya terurai di luar perut.
“Saat saya hamil tidak ada kelainan. Saya hamil normal seperti dua anak saya yang lain. Saya juga tidak mengalami sakit sehingga bisa berpengaruh terhadap anak ini. Saya hanya sakit pilek, demam atau sakit pinggang tanpa keluhan lain,” tuturnya.
Warga Dusun Detuperi, Desa Tou Barat ini mengatakan, setelah melahirkan barulah diketahui anaknya memiliki kelainan yakni usus terbuai keluar perut.
Hal ini juga dibenarkan suaminya Servasius Sato. Menurut Sato, melihat kondisi anaknya demikian, keduanya meminta dirujuk ke Rumah Sakit TC Hillers Maumere. Karena tidak ada dokter bedah dan kami tidak punya biaya karena tidak punya kartu KIS akhirnya kami pulang ke Kotabaru dan selanjutnya ke RSUD Ende.
Sementra itu Silvester Keri Kepala Puskemas Kotabaru dikonfirmasi per telepon mengatakan sang bayi lahir dengan berat badan 2,100 gram. Bayi tersebut lahir tanggal 31 Juli 2016 sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.
ia menjelaskan, jenis kelamin bayi tersebut adalah laki-laki, dimana terjadi kelainan bawaan diagnosa medisnya disebut gestroschisis, kelahiran bawaan dimana terjadi kegagalan usus berada di luar tubuh.
“Terhadap hal ini sang bayi akhirnya dirujuk ke RS TC Hillers Maumere. Di Rumah sakit tersebut bayi mereka sempat dirawat sampai tanggal 1 Agustus 2016. Karena alasan biaya, keluarga minta pulang paksa. Pasiennya lalu diantar kembali ke Puskesmas Kotabaru dan dirujuk ke RSUD Ende,” tuturnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Ende Siprianus Reda Lio yang menerima informasi terkait sang bayi langsung berkoordinasi dengan RSUD Ende dan Dinas Kesehatan.
Ia mengatakan berkaitan dengan kondisi keluarga yang tidak mampu karena sebagai petani ia menginstrukikan agar pihak rumah sakit menyelamatkan sang bayi.
“Saya minta untuk hindari diri dari polemik soal keuangan. Bantu dulu karena orang tuanya tidak mampu. Yang penting selamatkan dulu sang bayi. Masa yang ini tidak bisa diatasi,” tandasnya.
Ia juga meminta kepada RSUD Ende untuk segera memproses surat keterangan tidak mampu dari kepala desa, karena yang bersangkutan tidak memiliki KIS.
Seperti yang disaksikan di RSUD Ende, sang bayi ditempatkan di ruang bayi, sementara sang ibu harus beristirahat di lorong RSUD Ende didampingi sang suami.(FLobamora.net)