Kupang, Savanaparadise.com,- Dinamika politik menjelang perhelatan Pilkada Kabupaten Malaka Periode 2020-2025 terus bergulir. Estafet pergantian kekuasan pasca Kepemimpinan Stef Bria Seran tentu akan di ramaikan oleh masing-masing kandidat yang akan bertarung.
Hingga kini baru paket Simon Nahak-Kim Taolin yang memastikan diri pada pesta demokrasi 5 tahunan ini. Calon petahana Stef Bria Seran hingga saat ini belum memastikan siapa calon wakil bupati yang akan mendampinginya.
Paket Sakti sendiri sudah memastikan tiket untuk melantai dalam pilkada Malaka yang akan digelar pada bulan September mendatang. Simon dan Kim sudah melakukan konsilidasi politik dibeberapa partai politik yakni mengikuti fit and propert test di DPD partai Gerindra NTT. Selain itu Paket Sakti juga sudah melakukan konsilidasi di partai Perindo, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI)dan PKPI.
Simon Nahak kepada sejumlah media di kupang mengatakan paket Sakti optimis melantai di pilkada Malaka. Ia mengatakan dia dan Kim sudah merampungkan visi misi untuk membangun kabupaten Malaka yang lebih baik.
Ia mengatakan jika Paket Sakti dipercaya oleh masyarakat Malaka maka dirinya bersama Kim Taolin akan melakukan pemerataan pembangunan. Ia mengaku tidak mau Malaka seperti sekarang yang berteriak soal pemerataan pembangunan.
“ berangkat dari motto berdoa berpikir berkata dan bertindak yang baik dan benar. Motto ini berangkat dari filsuf Rene Descartes yaitu saya berpikir maka saya ada. Kami punya visi yaitu terwujudnya masyarakat malaka yang berbudaya berkarakter Mandiri berakhlak dan berkeadilan yang sejahterah. Misinya adalah menciptakan pemerintahan kabupaten Malaka yang berbudaya,bersih,berwibawa dan inovatif atau bahasa yang familiarnya adalah reformasi birokrasi sehingga efisien bagi masyarakat dalam menerima pelayanan,” jelas Simon Nahak dan didampingi oleh Kim Taolin.
Ia mengatakan dalam melayani masyarakat harus efisien tidak berbelit-belit, harus cepat dan tepat. Lalu misi itu tentu kami harus merumuskan dalam program kerja yang nyata yang terukur dan bisa dinilai. Kami akan membangun malaka dari desa ke Kota dengan program utama itu Swasembada pangan.
“ Mengapa harus membangun swasembada pangan dari desa supaya masyarakat kita itu harus merasakan sentuhgan pemerintah yang namanya pembangunan antara lain pembangunan infrastruktur serta pembangunan rumah adat menjadi sebuah lembaga,” kata Simon.
Dijelaskannya Maksudnya dari pembangunan rumah adat adalah menjadi rumah untuk menyelesaikan ketika ada persoalan di desa. Rumah adat menjadi tempat menyelesaikan konflik-konflik dan kasus yang melanggar kasus hukum positif nasional seperti masalah tanah, masalah batas tanah masalah perkelahian anak mudah bisa diselesaikan melalui rumah adat.
Hal itu bisa terjadi kata Simon kalau pemerintah punya niat untuk memberdayakan rumah adat sebagai lembaga adat. Kenapa ini harus dilakukan supaya orang jangan berteriak seperti periode yang lalu soal pemerataan pembangunan.
“ jadi kalau saya dan Kim Taolin maju maka kami tidak akan membeda-bedakan kalaupun tidak pilih kami, kami hadir untuk melayani masyrakat malaka seluruhnya.kami tidak hanya melayani masyarakat yang memilih kami saja. Apa ukurannya? Ukurannya adalah pemerataan pembangunan,” ujarnya.
Ia mengatakan kabupaten Malaka itu pintu dunia internasional. Ada dua Negara yang harus masuk lewat pintu Motamasin yaitu timor leste dan Australia. Serambinya Indonesia itu bukan hanya aceh tapi juga Malaka.(SP)