Kupang, Savanaparadise.com,- keberadaan Mahasiswa Akademi Keperawatan Mandiri- kupang hingga saat ini tidak jelas statusnya. Di sisi lain nama serta NIM mereka sebagai mahasiswa Akper Mandiri di hapus secara sepihak oleh pihak akademik.
Berlarut-larutnya masalah ini membuat gerah para Mahasiswa. Bersama orang tua, senat mahasiswa serta di dampingi PPNI NTT menyerbu kantor DPRD NTT, rabu/15,05/13.
Di DPRD mereka di terimah oleh ketua Komisi D, Stanislaus Nggawang serta para anggota komisi D, Anton Timo, Somie Pandi, Kornelis Soi, Mercy Piwung dan Charles Lalung . Pertemuan ini juga di hadiri oleh ketua Yayasan Cempaka Surya, Fransikus Senduk, Direktris Akper Mandiri. Rosalinda Us Abatan serta Direktur RSUD W.Z. Yohannis, Alphonsius Anapaku.
Anton Timo, anggota DPRD NTT di hadapan para mahasiswa bahwa apa yang terjadi pada internal Akper Mandiri terkait nasib mahasiswa yang belum diwisuda merupakan suatu tamparan memalukan bagi seluruh pemangku kepentingan di internal kampus dan Yayasan Cempaka Surya.
“Seluruh pemangku kepentingan mestinya malu dengan mahasiswa yang telah bersusah payah memperjuangkan nasib mereka dengan cara mereka yang sudah melampaui kerja dari ketua yayasan dan Direktris, ini terjadi karena pihak yayasan dan kampus tidak mau tau menau dengan keluhan dan persoalan yang dialami mahasiswa”, pungkas Anton.
Karena itu, lanjutnya, saya minta agar jangan menjadikan putra-putri NTT sebagai kelinci percobaan oleh yayasan Cempaka Surya, ungkap Anton Timo.
Dia juga mengatakan bahwa kalau mau mengelola pendidikan di NTT kelolalah dengan baik karena NTT bukan daerah yang gampang dipermainkan, NTT juga punya martabat seperti daerah lain.
Lebih lanjut Anton Timo mengatakan bahwa dengan persoalan ini yang telah melewati limit waktu yang ditentukan DPRD, mahasiswa serta orang tua untuk kepastian nasib mahasiswa telah lewat tetapi belum membawa titik terang. Karena itu, DPRD NTT sekarang dinilai tidak bekerja, padahal ini disebabkan oleh Pengelola yang brengsek, tegasnya.
Pihak Yayasan dan Direktris diminta pula agar tidak cuci tangan dengan persoalan mahasiswa yang tidak diwisuda dan beberapa mahasiswa yang dihapusnya secara sepihak serta status akreditasi kampus yang bermasalah. Menurutnya pihak kampus dan yayasan agar mulai hari ini bekerja 24 jam agar menyelesaikan segala kebutuhan untuk memperbaiki citra kampus dan yayasan.
Anton Timo juga meminta kepada pemerintah NTT agar jangan mudah menerima setiap tawaran Pendidikan Perguruan Tinggi Swasta yang masuk di NTT, pemerintah harus telusuri track recorddnya sehingga tidak terulang lagi masalah yang terjadi seperti ini. (Rey)