Kupang, Savanaparadise.com, Sebanyak 300 orang wisatawan asal Jerman menggunakan kapal pesiar Hansheintic mengunjungi tiga daerah di NTT, yakni Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Flores Timur (Flotim), dan Sumba Barat Daya (SBD).
Kapal asal Jerman tersebut tiba di Kabupaten Manggarai Barat dari Denpasar, Bali pada 16 Oktober. Di ujung Barat Pulau Flores itu, wisatawan akan berkunjung ke Pulau Komodo untuk melihat binatang purba ini. Selain itu mereka juga akan mengexplore keberadaan dan kehidupan satwa langka dimaksud dan berjemur di pantai
“Di Kabupaten Mabar, hanya 200 orang wisatawan yang turun ke darat yakni di Pulau Komodo, sedangkan lainnya tetap berada di kapal,” kata Owner Oceania World Travel, Yohanes Rumat kepada wartawan di Kupang, Jumat (14/10).
Oceania World Travel merupakan agen lokal untuk memfasilitasi kunjungan 300 wisatawan Jerman dimaksud.
Setelah tiba di Manggarai barat, para turis Jemrman berlayar menuju Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Tiba di Kota Reinha pada 17 Oktober, 150 orang wisatawan akan berkunjung dan melihat perkampungan adat Riangpedang, Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema.
“ Di tempat ini, mereka diterima secara adat, tari- tarian serta demonstrasi menenun. Selain itu, kapten kapal akan dikukuhkan sebagai bagian dari masyarakat kampung adat,” jelas anggota DPRD NTT ini.
Setelah dari Larantuka para wisatawan dengan kapal yang sama berlayar menuju Sumba Barat Daya dan tiba di pelabuhan Waekelo pada 18 Oktober. Di daerah ini, jumlah wisatawan yang turun ke darat sebanyak 150 orang. Mereka akan berkunjung di objek wisata yang telah ditetapkan.
“Setiap tempat yang dikunjungi, hanya satu hari penuh. Karena rute pelayaran sudah ditetapkan, termasuk ke arah Barat setelah berkunjung di pulau Sumba,” ujar John.
Dia menjelaskan kegiatan yang difasilitasi lembaganya ini mau mendukung program Gubernur NTT yang selama ini mengharapkan ada kapal pesiar yang masuk di pelabuhan- pelabuhan laut NTT. Walau jumlah wisatawan yang diangkut kapal Hansheintic asal Jerman hanya 300 orang, tapi ini menjadi langkah awal mendukung harapan gubernur dimaksud.
Pada kesempatan itu John berharap agar pemerintah daerah di NTT memperbaiki atau menyiapkan sarana- prasarana jalan yang baik menuju objek wisata. Pelabuhan laut pun harus dibenahi sehingga bisa dilabuh oleh kapal pesiar. Sejumlah komponen di pelabuhan seperti KP3 Laut, Syahbandar, dan Pelindo diharapkan memberi pelayanan yang ramah dan cepat kepada semua wisatawan yang hendak berkunjung di suatu daerah.
“Jika di pintu masuk wisatawan sudah merasa nyaman, pasti rasa yang sama juga akan dinikmati oleh wisatawan ketika berkunjung ke kampung- kampung dan objek wisata. Pemerintah harus genjot pariwisata, karena masyarakat yang mendapat nilai ekonomis dari kunjungan wisatawan,” tandas John.
Anggota Komisi II DPRD NTT, Yucun Lepa mengharapkan, kunjungan kapal pesiar asal Jerman itu dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk mempromosikan pariwisata ke dunia luar. Sehingga orang tidak hanya mengenal objek wisata yang telah mendunia, seperti Taman Nasional Komodo (TNK) di Mabar, Danau tiga warna Kelimutu di Ende, Kampung adat Bena di Ngada dan wisata religi Semana Santa di Flotim. Tapi wisatawan bisa mengenal potensi wisata Kampung Adat Riangpedang dan potensi perkebunan jambu mete organik di Desa Ile Padung, Kabupaten Flotim.
Yucun mendorong pemerintah daerah untuk mengelola secara terpadu dan terkoordinasi kampanye pariwisata. Sehingga harus dibuat jadwal dan dibuat paket wisata secara baik untuk dijual ke luar negeri. Paket wisata ini dijelaskan juga tentang waktu kunjung yang tepat, seperti bulan berapa Komodo kawin. Selain itu, infrastruktur ke semua objek wisata pun harus dibuat secara baik.(SP)